TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi ikan hias dalam negeri tahun ini mencapai 720 juta ekor. Jumlah tersebut meningkat 30 persen dari produksi pada 2010 yang jumlahnya 600 juta ekor. "Kita harus menaikkan target produksi karena permintaan lokal dan dunia terhadap ikan hias sedang naik," kata Direktur Produksi Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Iskandar Ismanadji di Jakarta Juma, 20 Mei 2011.
Potensi ekspor ikan hias Indonesia, menurut Iskandar, diperkirakan sekitar US$ 60-65 juta. Sayangnya, potensi tersebut sulit direalisasi akibat krisis finansial dunia. Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Ikan Hias Indonesia (AEIHI) Hendra Iwan Putra mengatakan, akibat krisis global, jumlah permintaan ikan hias Indonesia turun 30 persen sejak dua tahun lalu.
Ketua Umum AEIHI Anton Saksono meminta pemerintah tidak muluk-muluk memasang target. "Nanti malah bisa jadi bumerang sendiri," kata dia di Jakarta kemarin. Menurut Anton, peraturan ekspor dan impor ikan hias yang ada saat ini tidak mendukung pencapaian target pemerintah tersebut. Pemerintah harus membenahi regulasi jika ingin menggenjot produksi dalam negeri.
Indonesia tak bisa hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan hias, melainkan harus mengimpor benih dari luar negeri untuk dibudidayakan. Sementara itu, prosedur impor benih ikan hias saat ini dirasa sulit. Anton mencontohkan, untuk bisa mengimpor benih ikan hias, setidaknya perlu waktu hingga tiga bulan. Padahal 85 persen kebutuhan ikan hias untuk ekspor benihnya dipasok dari impor. Prosedur ekspor tak kalah sulit. Ikan hias yang akan dikirim ke luar negeri diharuskan melewati pemeriksaan sinar-X yang memakan waktu hingga 10 jam. "Ini bisa membuat ikan cepat mati," kata Anton.
Direktur Pengembangan Produk Nonkonsumsi Kementerian Kelautan dan Perikanan Maman Hermawan mengakui hampir 60 persen ikan hias nasional masih sangat bergantung pada hasil tangkapan alam. Akibatnya, pasokan ikan hias Indonesia terancam tersendat.
Sekretaris Jenderal AEIHI Hendra Iwan Putra khawatir tahun ini angka ekspor kembali anjlok. Indonesia bukan satu-satunya produsen ikan hias di dunia. Kini banyak muncul negara-negara pesaing untuk ekspor ikan hias. Negara pesaing yang perlu diwaspadai, kata dia, yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
"Kalau pemerintah tidak mengatur regulasi, permintaan ekspor ikan hias kita bisa makin anjlok," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada 2009, Indonesia baru menguasai 3,12 persen pangsa pasar ikan hias dunia. Indonesia berada di urutan kesembilan dunia, dengan nilai ekspor US$ 11,6 juta. Nilai tersebut jauh di bawah Singapura, yang menempati urutan pertama. Singapura menguasai 16,08 persen pangsa pasar ikan hias dengan nilai ekspor US$ 60,08 juta.
ROSALINA