Dengan begitu, ia memproyeksikan persaingan di bisnis maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) di Indonesia akan semakin ketat. "Saat ini persaingan LCC sudah cukup ketat," ujar Tengku ketika dihubungi kemarin.
Saat ini, pasar LCC masih dikuasai oleh pemain lama seperti Lion Air, AirAsia Indonesia dan Citilink, anak perusahaan Garuda Indonesia yang khusus menggarap pasar tersebut. Mandala sejak 2006 silam telah mengubah strategi dengan berpindah dari segmen medium service menjadi no frill service atau LCC.
Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan Mandala yang berencana membuka kembali penerbangannya ini memilih untuk menjadi full service carrier. Sebab, sejatinya, pemilihan fokus dari Mandala sepenuhnya tergantung dari putusan yang akan diambil pihak manajemen Mandala bersama dua investor yang telah masuk ke perusahaan itu, Saratoga Capital dan Tiger Airways.
Seperti diketahui, Saratoga Capital dipastikan menjadi investor baru Mandala dengan menguasai lebih dari 50 persen saham perusahaan. Kelompok usaha milik pengusaha Sandiaga Salahudin Uno ini diisukan menggelontorkan dana hingga US$ 20 juta ke maskapai tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti Singoyuda mengatakan, Mandala belum menyampaikan program terbarunya kepada pemerintah, termasuk di dalamnya jumlah pesawat yang akan diterbangkan. Pemerintah memang tidak memberikan tenggat waktu untuk itu.
Saat dikonfirmasi, Head of Corporate Communications Mandala Nurmaria Sarosa mengatakan, perusahaan bersama investor baru akan mendiskusikan layanan penerbangan apa yang dipilih dalam waktu dua minggu ke depan. "Nanti kalau sudah ada perkembangannya, pasti saya informasikan," ujarnya.
Begitu pula dengan rencana terbang Mandala. Nurmaria tidak dapat memberikan kapan tepatnya maskapai yang menghentikan operasinya sejak 13 Januari lalu untuk kembali terbang. "Ini masih didiskusikan secara intensif dengan para investor," katanya.
Sejak menyetop operasi pesawat-pesawatnya, Mandala merestrukturisasi utang-utangnya dengan cara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang dimulai pada 17 Januari dan berakhir pada 2 Maret 2011. Utang-utang perusahaan kepada sejumlah kreditor pun sepakat untuk dikonversi menjadi saham Mandala.
Lebih jauh, praktisi Penerbangan, Arista Atmadjati menilai ke depan, Mandala tetap harus menggenjot pasar domestik yang selama ini sudah dikuasai. Beberapa rute penerbangan seperti Jakarta-Medan, Jakarta-Semarang, serta Banjarmasin-Yogyakarta memiliki banyak pelanggan fanatik Mandala.
Selain menyokong pendanaan agar perusahaan ini bisa berumur panjang, dua investor baru Mandala ini juga diharapkan bisa memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap Mandala. Caranya, menyelesaikan utang Mandala dan mengembalikan kerugian masyarakat yang telah membeli tiket Mandala sesaat sebelum tutup.
SUTJI DECILYA | TRI SUHARMAN