Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagaimana Ular Menyuntikkan Bisanya?

image-gnews
TEMPO/ Arif Fadillah
TEMPO/ Arif Fadillah
Iklan

TEMPO Interaktif, Muenchen - Banyak orang percaya bahwa ular menyuntikkan bisa beracun ke dalam tubuh korbannya menggunakan taring berlubang. Faktanya, sebagian besar ular dan reptil berbisa lainnya tak mempunyai gigi taring berlubang. Kini para fisikawan mengetahui trik yang digunakan binatang itu untuk memasukkan bisa beracunnya ke dalam kulit korbannya.

Selama bertahun-tahun, Leo von Hemmen, ahli biofisika di TU Muenchen, dan Bruce Young, ahli biologi di University of Massachusetts Lowell, telah meneliti indra pendengaran ular. Ketika mendiskusikan toksisitas ular, mereka menyadari bahwa hanya sedikit ular yang menginjeksikan bisanya ke tubuh korban menggunakan taring berlubang. Meski sebagian besar reptil berbisa tak memiliki taring berlubang, mereka adalah predator efektif.

Hanya sekitar sepertujuh dari seluruh ular berbisa, seperti ular derik, mengandalkan trik taring berlubang. Ular lainnya mengembangkan sistem lain, seperti ular mangrove pit viper (Boiga dendrophila). Menggunakan taring kembarnya, ular Boiga melubangi kulit korbannya. Bisa mengalir masuk ke luka di antara gigi dan jaringan. Namun ada cara lain yang lebih mudah, banyak taring mempunyai lekukan untuk mengalirkan bisa ke dalam luka.

Para ilmuwan penasaran bagaimana metode sederhana seperti itu bisa sangat berhasil dari sudut pandang evolusioner. Bulu burung, misalnya, dapat dengan mudah mengibaskan bisa yang mengalir sepanjang lekukan terbuka. Untuk mengungkap misteri itu, mereka menyelidiki tegangan permukaan dan kekentalan berbagai bisa ular. Pengukuran tersebut memperlihatkan bahwa bisa ular sangatlah kental.

Tegangan permukaan bisa ular cukup tinggi, hampir sama dengan air. Hal itu menyebabkan energi permukaan menarik tetesan bisa ke lekukan taring, lalu menyebar. Dalam perjalanan evolusi, ular beradaptasi terhadap mangsanya menggunakan kombinasi geometri lekukan taring optimal dan viskositas bisa. "Ular yang memangsa burung mengembangkan lekukan yang lebih dalam agar cairan bisa kental tak tersapu oleh bulu burung," kata von Hemmen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para ilmuwan juga menemukan jawaban bagaimana ular memasukkan bisanya ke kulit mangsanya dan memicu timbulnya efek mematikan. Dalam soal ini, ular mengembangkan trik dalam evolusinya. Ketika ular menyerang, lekukan taring dan jaringan di sekitarnya membentuk sebuah kanal. Jaringan akan menyerap bisa lewat kanal tersebut.

Bisa ular memiliki struktur khusus untuk mendukung efek tersebut. Sama seperti saus tomat, yang menjadi lebih cair ketika dikocok, tekanan yang muncul dari isapan itu menyebabkan kekentalan bisa berkurang, membuatnya dapat mengalir dengan mudah melewati kanal dengan cepat karena pengaruh tegangan permukaan.

Von Hemmen menyebut karakteristik substansi ini sebagai cairan non-Newtonian. Trik ini sangat praktis bagi ular. Selama tak ada mangsa yang terlihat, bisa dalam lekukan taring akan tetap kental dan lengket. "Ketika ular menyerang, cairan beracun akan mengalir sepanjang lekukan taring, memasuki luka, dan menimbulkan efek mematikan," katanya.

LIVESCIENCE | TJANDRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

10 hari lalu

Pekerja di peternakan Ular piton yang membudidayakan ular untuk diambil dagingnya di Asia Tenggara. Newscientist/Dan Natusch
Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

Studi mengukur pertumbuhan hampir 5000 ular piton jenis Malayopython reticulatus (sanca kembang) dan Python bivittatus (sanca Burma) selama setahun.


Waspada 7 Hewan Ini Kerap Menyusup ke Dalam Rumah Saat Musim Hujan, Begini Cara Mencegahnya

58 hari lalu

Geophilus hades, atau lipan dari neraka. Live Science
Waspada 7 Hewan Ini Kerap Menyusup ke Dalam Rumah Saat Musim Hujan, Begini Cara Mencegahnya

Saat musim hujan, rumah bisa dimasuki hewan.


Identifikasi Ular Endemik di Sekitar Danau Towuti, Tim Peneliti Perlu Waktu 16 Tahun

27 Januari 2024

Spesies ular air Hypsiscopus indonesiensis dari Danau Towuti, Sulawesi Selatan. (Dok.BRIN)
Identifikasi Ular Endemik di Sekitar Danau Towuti, Tim Peneliti Perlu Waktu 16 Tahun

Spesies ular air yang baru diidentifikasi itu dinamakan Hypsiscopus indonesiensis.


Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

24 Januari 2024

Petugas dinas pemadam kebakaran melakukan evakuasi seekor ular King Kobra (Ophiophagus Hannah) saat ditemukan di kawasan permukiman warga Jakasampurna, di Bekasi, Jawa Barat, Kamis 12 Desember 2019. Temuan  King Kobra dengan panjang dua meter tersebut berawal dari laporan warga, selanjutnya ular diserahkan ke komunitas reptile. ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

Balita MN melihat ada lubang kemudian memasukkan tangannya ke dalam lubang yang diduga merupakan sarang ular itu.


Seperti di Film, Penumpang Pesawat Domestik Thailand Kaget Menemukan Ular Merayap di Kabin

23 Januari 2024

Ilustrasi Kursi Pesawat atau bangku pesawat (Pixabay)
Seperti di Film, Penumpang Pesawat Domestik Thailand Kaget Menemukan Ular Merayap di Kabin

Insiden di pesawat tersebut mengingatkan orang pada film thriller aksi Snakes on a Plane keluaran 2006 yang dibintangi Samuel L. Jackson.


Petugas Damkar Evakuasi Bangkai Ular Sanca Sepanjang 3 Meter di Bank Victoria Cengkareng

2 Januari 2024

Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi bangkai ular sanca di atas plafon, Selasa, 2 Januari 2023. Sumber: Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat
Petugas Damkar Evakuasi Bangkai Ular Sanca Sepanjang 3 Meter di Bank Victoria Cengkareng

Petugas Damkar DKI mengevakuasi bangkai ular sanca sepanjang tiga meter di Bank Victoria, Cengkareng, Jakbar hari ini. Mulanya tercium bau busuk.


Saat Pramuka Sosialisasikan Kehidupan Ular ke Pengunjung Pameran Flona 2023

7 Oktober 2023

Pengenalan ular di stand Jakarta Selatan pada pameran Flona 2023. Sabtu, 7 Oktober 2023. TEMPO/Maria Fransisca Lahur
Saat Pramuka Sosialisasikan Kehidupan Ular ke Pengunjung Pameran Flona 2023

Stand ramah anak dan keluarga menarik minat pengunjung untuk keluarga di Pameran Flona.


6 Barang Bawaan Teraneh yang Dibawa ke Bandara

14 September 2023

Ilustrasi pemeriksaan barang bawaan di bandara. Freepik.com/wavebreakmedia_micro
6 Barang Bawaan Teraneh yang Dibawa ke Bandara

Badan keamanan bandara menemukan barang-barang aneh di bagasi mereka


5 Kasus Unik Ditangani Petugas Damkar, Anak Terjepit Kaleng Biskuit hingga Tangkap Ular dan Biawak

12 September 2023

Petugas pemadam kebakaran membantu melepas kaleng biskuit dari kepala seorang anak berumur dua tahun di Kelurahan Serdang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Sumber: Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat
5 Kasus Unik Ditangani Petugas Damkar, Anak Terjepit Kaleng Biskuit hingga Tangkap Ular dan Biawak

Tugas pemadam kebakaran atau damkar terbilang paling banyak, setiap aduan masyarakat harus dipenuhi. Berikut beberapa yang unik.


Kenali Ophidiophobia, Fobia Ketakutan Berlebihan Terhadap Ular, Begini Gejalanya

25 Juli 2023

Ilustrasi ular kobra.techexplorist.com
Kenali Ophidiophobia, Fobia Ketakutan Berlebihan Terhadap Ular, Begini Gejalanya

Setiap orang pasti punya ketakutan terhadap hal-hal tertentu. Ophidiophobia merupakan fobia di mana seseorang ketakutan berlebihan pada ular.