Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terpengaruh Paham Usamah, Teroris Targetkan Warga Sipil

image-gnews
Nasir Abbas (Kanan). TEMPO/Amston Probel
Nasir Abbas (Kanan). TEMPO/Amston Probel
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Mantiqi III Jamaah Islamiah Nasir Abbas menilai teroris yang menyerang warga sipil telah terpengaruh oleh paham Usamah Bin Ladin. Sebab, sebelum Usamah menyebarkan keyakinannya itu, lulusan Akademi Militer Mujahidin Afghanistan tak menargetkan penduduk sipil. "Mereka terpengaruh statement (pernyataan) Usamah yang disebar akhir tahun 1998," ujarnya dalam diskusi Kaukus Muda Indonesia bertajuk "Membongkar Terorisme di Indonesia" di Hotel Maharaja, Senin, 23 Mei 2011.

Pernyataan dalam bahasa Arab itu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pada 2005 dengan judul "Nasihat dan Wasiat untuk Umat Islam". Usamah menyerukan kewajiban semua muslim adalah menyerang warga sipil Amerika Serikat dan sekutunya di mana saja. Nasir, yang membaca versi aslinya dalam bahasa Arab pada 1999, mengatakan pembaca tulisan itu lazimnya terpengaruh dengan ideologi Usamah.

Pria yang lulus dari Akademi Mujahidin tahun 1990 itu menguraikan, di sekolah tersebut murid-muridnya diajarkan tentang persenjataan, peracikan peledak, navigasi, dan fikih jihad. Namun, tak pernah ada soal menyerang warga sipil. "Tahun 1992, ketika Mujahidin mengepung Kabul, orang sipil disuruh keluar, yang tersisa hanya tentara," tuturnya. Mujahidin Arab sempat memprotes kenapa tidak menawan orang sipil, tapi Mujahidin Afghanistan menolaknya mentah-mentah.

Nasir memperkirakan ada sekitar 300 orang Indonesia yang belajar di Akademi Mujahidin. Tahun 1987, angkatan Mukhlas, si pelaku bom Bali, 59 warga Indonesia lulus dari institusi tersebut. Di angkatan Nasir sendiri ada 25 orang Indonesia.

"Mengapa mereka tidak berbuat (menyerang sipil) sejak lulus? Karena tujuan memang tidak menargetkan sipil, kalau iya, lebih kacau lagi Indonesia. Untung cuma sedikit yang terpengaruh Usamah," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalahnya, kini seruan Usamah disambut pula oleh banyak orang, tak cuma lulusan Afghanistan. Ajaran tokoh teroris yang telah tewas itu malah disebarkan pula oleh mereka. "Inilah yang terjadi sekarang, ilmu peledakan tersebar ke mana-mana. Bahaya pengetahuan jika dimiliki orang yang tidak disiplin dan tidak tahu untuk tujuan apa," ucapnya.

BUNGA MANGGIASIH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.