TEMPO Interaktif, Garut - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengaku kesulitan untuk melakukan proses perbaikan infrastruktur dan rumah warga yang terkena bencana banjir badang dan longsor yang terjadi pada 6 Mei lalu. Alasanya, pemerintah daerah tidak memiliki dana. “Anggaran kita tidak mencukupi,” ujar Bupati Garut, Aceng H.M Fikri, Senin, 23 Mei 2011.
Menurut dia, dibutuhkan dana rekontruksi dan rehabilitasi sebesar Rp 90 miliar. Sementara anggaran yang dimiliki pemerintah daerah hanya sebesar Rp 1,5 miliar dan bantuan dari pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 5,5 miliar. Akan tetapi, dana bantuan itu sampai saat ini belum juga diterima oleh pemerintah Kabupaten Garut.
Dana Rp 90 miliar itu lanjut Aceng, akan dipergunakan untuk memperbaiki 638 rumah rusak berat, 1.264 rusak sedang dan 1.335 rusak ringan. Bantuan untuk rusak berat sebesar Rp 15 juta, rusak sedang Rp 10 juta, dan rusak ringan sebesar Rp 1 juta. Sementara sisanya akan digunakan untuk memperbaiki sarana umum, di antaranya 7 unit sekolah, 69 jembatan, 53 tempat ibadah, 33 saluran irigasi dan 1.306 hektar lahan pertanian.
Aceng mengaku pihaknya telah mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat. Namun, sampai saat ini belum juga ada kepastian berapa jumlah dana yang akan diberikan untuk penanggulangan pasca bencana banjir bandang di daerahnya tersebut. “Ya, kita akan memaksimalkan dulu dana yang ada dan melakukan perbaikan yang menjadi prioritas masyarakat,” ujarnya.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Garut, Wawan Kurnia, meminta pemerintah pusat untuk segera mempercepat proses rekontruksi korban bencana. Bila tidak, perekonomian masyarakat di wilayah Garut selatan terancam lumpuh. “Ini harus cepat karena kerusakan infrastruktur disana cukup parah juga. Apalagi sebelumnya daerah selatan itu pernah menjadi korban gempa bumi pada 2009 lalu,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bencana banjir bandang ini menerjang enam kecamatan di wilayah selatan, di antaranya Kecamatan Cisompet, Pameungpeuk, Cikelet, Mekarmukti, Cibalong dan Kecamatan Pakenjeng. Akibat peristiwa ini, 13 orang tewas. Mereka kebanyakan warga Kecamatan Cikelet.
SIGIT ZULMUNIR