TEMPO Interaktif, Jakarta - Sir Paul McCartney mengatakan The Rolling Stones cemburu pada The Beatles karena keempat anggota band itu bisa menyanyi, sedangkan mereka hanya bergantung pada Mick Jagger.
Sir Paul, yang baru-baru ini bertunangan dengan wanita Amerika, Nancy Shevell, dan akan menjadi pernikahan ketiganya, mengatakan Stones sering menyebut band itu 'Monster Berkepala Empat'.
Dalam sebuah wawancara di Radio Times, Selasa, musisi 68 tahun itu mengatakan The Beatles dibentuk pada tahun 1960 pada waktu yang tepat untuk memimpin dan mempengaruhi musik pop.
The Rolling Stones, yang termasuk gitaris Keith Richards, dibentuk pada tahun 1962 dan persaingan antara kedua band terus berlangsung selama beberapa dekade.
Sir Paul mengatakan, "Kami berempat bukan orang biasa."
"Saya berbicara dengan Keith Richards beberapa tahun yang lalu dan ia mengatakan, "Man, kalian beruntung, kalian memiliki empat penyanyi, sedangkan Rolling Stones hanya punya satu."
"Saya bisa menyanyi, John bisa menyanyi, George bisa menyanyi, dan Ringo bisa menyanyi. Jadi, bukan satu penyanyi dengan band pendukung," ujar Sir Paul.
"Kami adalah satu kesatuan. Mick biasa menyebut kami 'Monster Berkepala Empat'. Kami selalu muncul berpakaian sama," ujarnya.
Sir Paul mengatakan The Beatles juga beruntung bahwa mereka terbentuk pada tahun di mana wajib militer telah ditinggalkan di Inggris.
Sejak akhir Perang Dunia Kedua, lulusan sekolah terpaksa menjalani satu atau dua tahun wajib militer. "Salah satu hal paling menakjubkan untuk Beatles adalah kami luput wajib militer," ujarnya.
Sir Paul mengatakan The Beatles telah melihat band-band pop Inggris yang sukses pergi ke Amerika Serikat dan gagal, tetapi mereka bertekad untuk tidak gagal.
Mereka tidak tur di Amerika sampai mereka memiliki hit nomor satu pada tahun 1963 dengan I Wanna Hold Your Hand.
Sir Paul mengatakan band ini telah meminjam inspirasi dari musik Amerika hitam untuk suara orisinal, sedangkan banyak orang kulit putih di AS tidak pernah mendengar suara itu.
"Itu mengubah sikap banyak orang Amerika putih terhadap musik itu karena kami memiliki banyak penggemar," ujarnya.
TELEGRAPH | ERWIN Z