TEMPO Interaktif, Bantaeng - Aksi penculikan terhadap bayi kini marak di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Sejak November tahun lalu, hingga kini tercatat sudah empat anak di bawah umur dan bayi yang diculik pelaku tak dikenal. Kendati warga dan polisi sudah meningkatkan pengamanan, aksi tersebut masih terjadi.
Jumat, 27 Mei 2011, sekitar pukul 02.30, bayi usia delapan bulan bernama Nurfadillah di Dusun Bakarayya, Desa Pa'jukukang, Kecamatan Pa'jukukang, Bantaeng, dilaporkan telah diculik. Korban diculik saat tidur bersama ibunya, Lastri. Peristiwa ini baru diketahui sekitar pukul 04.00 Wita, saat terbangun. "Saya kaget, waktu bangun anak saya sudah diganti bantal guling," kata Lastri sedih.
Sedangkan ayah korban, Hendra, saat kejadian baru saja ke laut mencari ikan. Informasi yang dihimpun menyebutkan, beberapa jam sebelum kejadian, warga melihat seseorang berpakaian hansip mengenakan topi dan memakai sarung. Diduga, pelaku ingin mengelabui warga yang sedang ronda. Saat dikejar warga, pelaku langsung menghilang di tengah kegelapan. Pada peristiwa penculikan anak sebelumnya, rumah korban juga berada di pesisir pantai.
Saat ini, di rumah korban, petugas dari Polisi Sektor Pa'jukukang sudah memasang garis polisi. Kapolsek Pa'jukukang, AKP Nahruddin, saat dimintai tanggapannya, tidak bersedia berkomentar. "Silakan hubungi Polres Bantaeng," katanya kepada wartawan.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bantaeng, Ajun Komisaris Dodik Susianto, mengaku baru akan mencari data terkait peristiwa itu. Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah, yang mendengar peristiwa tersebut, langsung meninjau ke TKP. Pemkab Bantaeng, kata dia, sudah meminta kepada aparat kepolisian untuk menuntaskan persoalan tersebut. "Warga resah dan diliputi ketakutan. Petugas keamanan harus menangkap pelakunya. Masalah ini sudah kami bawa ke rapat Muspida," katanya.
Menurutnya, rentetan kasus penculikan anak dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir ini membuat masyarakat di Butta Toa ketakutan dan diliputi kecemasan.
MUHAMMAD ADNAN HUSAIN