TEMPO Interaktif, Jakarta - Wajah kebudayaan Maluku tak hanya tersaji lewat Konser Cinta Beta Maluku. Masyarakat Jakarta juga bisa mencicipi aneka penganan khas maluku di Pasar Kuliner yang digelar dua hari berturut, Jumat dan Sabtu, 27-28 Mei 2011, mulai jam 12.00 WIB hingga malam hari. “Dengan kuliner inilah sesungguhnya ‘dialog rasa’ bisa dimulai dari lidah. Betapa pun, produk kuliner itu adalah produk kebudayaan yang otentik dan unik,” ujar Butet Kartaredjasa, salah satu penggagas program Indonesia Kita. Pada Maret lalu, pada saat pementasan Laskar Dagelan, From Jogja With Love, kuliner khas dari Yogyakarta juga dihadirkan di pelataran Gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
Menurut Butet, kemajemukan budaya-budaya lokal selalu membuka ruang dialog sehingga siapapun dan dari manapun mereka berasal bisa menerima kehadiran ekspresi kuliner dari setiap daerah yang berbeda. Semangat untuk saling memahami rasa dan selera adalah pintu masuk untuk terbukanya dialog kebudayaan yang lebih luas.
Selain Konser Cinta Beta Maluku, tahun ini akan ada empat program lain, yaitu Musikal Ludruk (Memandang Indonesia secara Jenaka) 1-2 Juli, Akar Zapin-Akar Melayu (Seni Indonesia dari Pesisir) 26-27 Juli, Reaktualisasi Seni dari Timur 23-24 September dan Silang Budaya Silang Jenaka (Foklore Lelucon Rakyat) 28-29 Oktober. Semua program tersebut diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
Ismi Wahid | Berbagai sumber