Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agar Bayi Tak Obesitas, Ikuti Pola Makan Ini

image-gnews
google
google
Iklan

TEMPO Interaktif, Kesalahan penerapan pola makan ternyata berakibat obesitas pada bayi itu di kemudian hari. Berdasarkan penelitian, memberi makan bayi kapan pun mereka inginkan atau saat merasa lapar akan menjaga nafsu makan dan berat badan saat ia tumbuh dewasa.

Sebaliknya, kebiasaan turun-temurun dari orang tua menganjurkan agar bayi diberi makan sesuai jadwal yang ketat, seperti tiap empat jam sekali, bisa memicu kemungkinan obesitas.

Dilansir dari laman Daily Mail, Sabtu, 28 Mei 2011, para ahli berkata bayi dilahirkan dengan perasaan yang peka untuk menyadari kapan mereka merasa lapar dan akan berhenti makan dengan sendirinya saat merasa kenyang. Memberi bayi makan (karena menerapkan jadwal makan yang ketat), di saat mereka tidak lapar, menyebabkan kebiasaan menumpuk lemak kala beranjak dewasa.

Penemuan ini menggangu ibu-ibu yang yakin akan manfaat pola makan yang terjadwal--dan meyakini memberi makan setiap bayi merasa lapar akan membuat mereka manja.

Tapi, menjadi kabar gembira bagi mereka yang lebih responsif pada bayinya. Sebab, mereka pun yakin, dengan member makan kapan pun mereka merasa lapar akan menguatkan hubungan ibu dan anak.

Ahli nutrisi dari Queensland University of Technology, Australia, Lynne Daniels, mempelajari hal ini pada hampir 300 ibu dan bayi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia menemukan bahwa bayi yang diberi makan sesuai keinginan, ternyata lebih ringan beratnya pada usia 14 bulan dibandingkan bayi lainnya. Ini merupakan hal yang penting karena bayi yang gemuk bisa mengalami masalah berat badan di kemudian hari. Kita pun membuat mereka berisiko tinggi menderita masalah kesehatan, seperti penyakit jantung diabetes dan berbagai macam kanker.

Daniels berkata, "Jika si ibu responsif, ia akan menanggapi isyarat bayi yang kelaparan bukan malah mengendalikannya."

Sedangkan, jika ia telah menerapkan jadwal, si ibu yang menentukan apakah bayi itu lapar atau tidak. Ini bukan hal yang baik. Bahkan untuk anak-anak yang lebih tua pun, si ibu tidak boleh memaksa mereka makan di luar kesanggupan dan memaksa menghabiskan makanan yang ada di piring.

Mantan bidan, Clare Byam-Cook, berkata, "Yang terpenting adalah perasaan bahagia si bayi dibanding rasa lapar itu sendiri. Ia masih meyakini menjadwalkan makan bayi adalah yang terbaik."

"Banyak ibu memberi makan sesuai permintaan bayi termasuk kala mereka lapar di tengah malam pada usia 6-10 bulan. Ini berdampak buruk bagi pernikahan dan kesejahteraan si bayi," katanya. Cook lebih memilih menerapkan jadwal makan pada bayi tetapi tetap fleksibel. Artinya, saat ia merasa lapar di luar jadwalnya, sang ibu secara responsif akan memberi makan selama dalam waktu-waktu yang wajar.

NUR INTAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.