TEMPO Interaktif, Bantul - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md menghadiri acara cara pelantikan pengurus Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia. Acara yang diselenggarakan di Pyramid Resto, Bantul, Yogyakarta, Sabtu, 28 Mei 2011, dipenuhi guyonan dan sindirian.
Di acara itu, Mahfud seolah tak bisa berkutik saat disindir Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Eddy Suwandi Hamid. Dalam sambutannya, Eddy menyebut Mahfud sangat pantas jadi calon presiden. Semua syarat terpenuhi, kecuali satu, yaitu pandai menyanyi. "Kayaknya Pak Mahfud harus belajar menyanyi dan membuat lagu," kata dia sambil tersenyum. Mahfud dan hadirin yang mendengar pun terbahak.
Usai menyampaikan pidato di dalam acara pelantikan itu, Mahfud menyampaikan tentang kondisi hukum Indonesia. Kata dia, saat ini negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya. Ancaman bahaya tidak datang dari luar negeri, melainkan justru datang dari dalam negeri sendiri.
"Ancaman itu adalah proses penegakan hukum, keadilan, kebenaran. Proses pembangunan demokrasi mengalami kemacetan karena ada saling sandera," kata Mahfud.
Ia mencontohkan maksud sandera itu. Kata dia, kalau si A melakukan korupsi besar sulit diselesaikan secara hukum karena si A sudah menyandera si B sebagai orang yang menegakkan hukum. Sedangkan si B telah disuap. Ketika si B menyuruh si C hal tersebut juga tidak bisa karena si C juga telah disuap. "Hampir tidak ada kekuatan yang dapat menggunting ini," ujarnya. "Ketika saat ini ada kasus diributkan, pada akhirnya diambangkan.”
M. SYAIFULLAH