TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa menyatakan tetap ditutupnya jalur tol Cawang-Pluit untuk truk karena kepadatan jalur ini mempengaruhi lalu-lintas Ibu Kota.
"Jalur ini jantung kota, paling padat, dan kalau macet bisa mempengaruhi arteri-arteri di sebelahnya," katanya saat dihubungi, Sabtu, 28 Mei 2011.
Ia menjelaskan jalur Cawang-Pluit berhimpit dengan jalan-jalan arteri kota yang juga padat kendaraan. Jika jalur ini macet, maka jalan-jalan lain akan terkena imbasnya, termasuk Jalan MT Haryono, Gatot Subroto, S. Parman, Sudirman, Thamrin, Kuningan, Pancoran, Buncit, Mampang, Kalibata, Pasar Minggu, Slipi, Tomang, dan Tanah Abang.
Saking padatnya jalur Cawang-Pluit, Royke bercerita, jajarannya menyebut jalur ini dengan istilah "jalur tengkorak". "Kalau ada truk yang mogok atau kecelakaan, berarti kami lembur karena macetnya menjalar," ujarnya.
Rapat koordinasi untuk mengatasi masalah lalu lintas Jakarta di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian kemarin menghasilkan keputusan untuk membuka jalur Tol Dalam Kota untuk truk, kecuali Cawang-Pluit.
Dengan keputusan ini, truk boleh melewati ruas tol Pluit-Tomang, Tomang-Cawang, Cawang-Cikunir, Pasar Rebo-Cawang, dan Cawang-Tanjung Priok, mulai pukul 00.00 malam tadi.
Jam operasional truk di Tol Dalam Kota dibatasi sejak dilangsungkannya KTT ASEAN di Jakarta, 7-8 Mei lalu. Truk tidak dibolehkan melewati jalur-jalur yang telah ditentukan pada pukul 05.00-22.00. Karena itu, para pengemudi truk harus mengambil jalur-jalur lain atau mengganti jadwal operasi ke malam hari.
PUTI NOVIYANDA