TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan survei terkait respon masyarakat terhadap dasar negara Pancasila. Survei ini digelar dalam upaya revitalisasi nilai-nilai Pancasila yang mulai dilupakan sebagian masyarakat. Hasilnya, "Kira-kira 80 persen positif melihat Pancasila sebagai sesuatu yang dibutuhkan," kata Kepala BPS Rusman Heriawan, usai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan, Selasa 31 Mei 2011.
Survei dilakukan selama 3 hari sejak 27 Mei 2011, dengan melibatkan 12 responden yang terdiri dari berbagai golongan di masyarakat. Seperti tentara, anggota dewan, elit politik hingga para petani. Survei dilakukan merata di wilayah Indonesia, dari Aceh hingga Papua.
Rusman mengatakan, para responden berharap ada intensitas nilai Pancasila di dalam kurikulum pelajaran. Bukan sekadar teori, tetapi lebih pada pengamalan nilai-nilai Pancasila. "Bagaimana diimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari, mereka merasa kurang selama ini," katanya.
Menurut Rusman, masyarakat menyadari Pancasila merupakan pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. “Masyarakat merindukan bagaimana bisa saling memahami kehidupan yang toleran."
Namun di sisi lain, survei tersebut juga menemukan aspirasi yang ekstrem dari para responden. Misalnya, menyebutkan Pancasila sebagai peninggalan indoktrinasi masa lalu. “Memang ada yang ekstrem, tetapi itu cuma satu persen, ” Rusman menjelaskan. Ia mengatakan, yang paling penting adalah bagaimana mengemas paket pelajaran Pancasila dalam kurikulum di sekolah. Misalnya, menekankan pemahaman, bukan dari sisi teori seperti yang ada di masa lalu yang cuma menghafal setiap butir Pancasila.
Hasil survei itu akan disampaikan Presiden dalam Pidato peringatan Hari Kelahiran Pancasila di Gedung MPR, Rabu 1 Juni 2011 esok di Gedung DPR/MPR. Rencananya, Presiden Yudhoyono akan berpidato mulai pukul 10. 00 WIB. Acara ini akan dihadiri para anggota DPR/MPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Selain SBY, para mantan Presiden juga akan menyampaikan pidatonya. Antara lain B.J Habibie dan Megawati Soekarnoputri. Beberapa bekas Wakil Presiden juga dijadwalkan hadir, seperti Hamzah Haz, Tri Sutrisno dan Jusuf Kalla.
EKO ARI WIBOWO