TEMPO Interaktif, Tangerang - Para bandar sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Bayur, Kota Tangerang, tidak terlalu risau dengan ancaman pemerintah Australia pada Rabu lalu, yang bakal menghentikan pasokan sapi hidup ke rumah jagal tersebut.
Haji Syarif, bandar sapi yang ditemui Tempo di Bayur, Sangego, Kecamatan Periuk, mengatakan ancaman itu bagian politik dagang untuk mempengaruhi pasar. "Australia khawatir sebab kami mendatangkan sapi Banyuwangi. Tak ada keharusan mendatangkan sapi ekspor," katanya.
Syarif mengatakan, sebagai bandar dia hanya memenuhi permintaan pasar yang kebanyakan pedagang daging langganan. "Tergantung mereka (pedagang) maunya sapi apa. Lokal atau impor. Kami akan mendatangkan sapi itu dari tempat penggemukan dari Tanjung Burung atau Legok, Kabupaten Tangerang," ujarnya.
Menurut Syarif, harga daging sapi lokal dan sapi impor (Australia) bersaing. Ia mengakui saat ini dari enam sapi miliknya siap potong di RPH Bayur. "Tidak ada sapi Australia di sini tinggal sapi lokal," tuturnya.
Sebagai bandar beragama Islam sebagaimana disyaratkan oleh RPH Bayur, Syarif juga menyayangkan ada anggapan penyiksaan sapi sebelum dipotong. "Semua bandar yang sejak awal RPH berdiri menolak jika penyembelihan sapi dengan cara modern, seperti ditembak atau disetrum," katanya.
Menurut Syarif, cara seperti itu tidak halal. Syarif mengatakan, sapi yang akan dipotong dimasukkan terlebih dulu di restranined box lalu kakinya diikat, dijatuhkan, baru dipotong lehernya. "Tak ada pembantaian. Silakan cek malam hari. Malah sapi Australia lebih liar dibanding sapi lokal," katanya.
Sebagai bandar yang berpengalaman Syarif setiap malam memotong setidaknya enam sampai tujuh sapi. Pada akhir pekan seperti, Sabtu dan Ahad, dia mampu menyembelih sampai 12 ekor sapi. Saat Lebaran malah bisa sampai 30 sapi yang dipotong.
Sebelumnya, pemerintah Australia menangguhkan ekspor hewan terhadap sejumlah rumah potong di Indonesia. Menteri Pertanian Joe Ludwig mengatakan keputusan itu mengacu pada bukti yang dikumpulkan lembaga swadaya masyarakat, Animals Australia. Tayangan ABC bertajuk Four Corners pada Senin, 30 Mei 2011, menunjukkan ternak dianiaya sebelum disembelih.
Kepala Dinas Pertanian Kota Tangerang Ika Kartika menyatakan, penghentian ekspor sapi hidup asal Australia itu malah belum dia ketahui. "Kami belum mendapat kabar, dan RPH berjalan normal sesuai permintaan, saya baru tahu ramai di Internet," ujanya.
Pengamatan Tempo di RPH Bayur pada Rabu siang terlihat lengang tanpa aktivitas pemotongan. Tampak petugas kebersihan, satpam, dan bandar sapi mengobrol. Pemotongan hewan tiap hari dilakukan pada pukul 22.00 sampai pagi.
AYU CIPTA