TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, meyakini kedekatan dan kemesraan partainya dengan organisasi masyarakat Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU), akan kembali mengangkat masa kejayaan PKB. Ia mengakui bahwa beberapa pekan lalu bersama dengan Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirajd melakukan kunjungan ke daerah.
"Hubungan PKB dan PBNU sangat kondusif, terutama keliling penjuru nusantara (untuk) 2014 jadi kewajiban utama dengan pola hubungan ini," kata Muhaimin dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional II PKB di Kantor DPP PKB, Jakarta, Ahad, 5 Juni 2011.
Hubungan PKB dan NU sangat dekat karena memiliki pandangan yang sama, terutama dalam memandang soal aksi-aksi kekerasan yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. "Saya berkeliling dan mayoritas (umat) Islam menolak (aksi) kekerasan dan terorisme," katanya.
Sekretaris Jenderal DPP PKB, Imam Nahrawi, mengatakan kedekatan ini bukan semata-mata politik sesaat, tapi untuk kepentingan besar. PBNU sejak 2006 menilai bahwa belakangan ini secara langsung dan tidak langsung ada perusakan Islam Sunnah Waljamaah. "Seakan-akan NU sudah digeser habis oleh adanya paham-paham baru. Ini kerjaan berat dan panjang, bukan semata-mata pemilu 2014," ujarnya.
Ia berharap dengan kedekatan dan memperluas jaringan NU dan PKB, bakal meningkatkan jumlah anggotanya di Dewan. Dengan begitu, kata dia, PKB bisa memperjuangkan nasib dan pembuatan undang-undang yang menjamin masyarakat kelas bawah. "Karena kita terbatas, kita tidak berperan," katanya.
Jika memang ada yang tidak senang dengan kedekatan PKB dan NU, menurut dia, tak menjadi masalah. "Tidak masalah ada yang pro dan kontra. Itu sesuatu yang wajar," kata Imam.
EKO ARI WIBOWO