TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah mewaspadai impor sayuran asal Eropa. "Kementerian Perdagangan akan berkoordinasi dengan badan karantina untuk melakukan pemindaian pada impor dari Eropa ini," kata Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen, Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak pada jumpa wartawan tentang ekspor impor di Kantor Kementerian Perdagangan, Senin 6 Juni 2011.
Selain pengawasan di pintu masuk barang impor, pemerintah juga melakukan perlindungan masyarakat di dalam negeri. Caranya, dengan menyebarkan surat dari Kementerian Kesehatan tentang menjaga kesehatan dari bakteri.
Pernyataan Nus menanggapi perkembangan penyakit akibat bakteri Escherichia coli (E. coli), yang terjadi di beberapa negara di Eropa. Wabah tersebut dicurigai berasal dari sayuran tauge.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu mengatakan, pada 2010, impor sayuran asal Eropa mencapai US$ 4,3 juta. "Sementara pada Januari-Maret 2011, nilai impor mencapai US$ 1,8 juta," kata dia.
Impor sayuran terutama berasal dari Inggris, Belanda dn Prancis. "Paling kecil impor sayuran berasal dari Jerman,' kata dia.
Mari lalu mengatakan, dampak buruk yang diakibatkan bakteri E. Coli bisa diatasi dengan pola hidup sehat. Jadi, konsumen tidak perlu khawatir dengan adanya kejadian yang terjadi di Eropa tersebut. "Yang perlu dilakukan adalah sosialisasi agar kejadian serupa tak terjadi di Indonesia," ujarnya.
"Kami juga akan mempelajari perkembangan yang terjadi di Eropa, serta melakukan koordinasi dengan Kementerian pertanian karena produk sayuran ada di bawah Badan Karantina," kata Mari.
EKA UTAMI APRILIA