TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertanian melaporkan stok sapi bakalan yang diimpor dari Australia saat ini sebanyak 150 ribu ton. "Terdiri dari stok sapi bakalan yang sudah tersedia di Indonesia dan impor sapi pada Januari-Mei 2011 sebesar 123.500 ton," kata Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi, di kantornya, Selasa, 7 Juni 2011.
"Stok tersebut bisa memenuhi kebutuhan daging sapi di Indonesia untuk empat bulan ke depan termasuk bulan puasa dan Lebaran," kata dia. Perhitungan tersebut sudah ditambah dengan persediaan daging beku dan pasokan sapi lokal. Namun, Bayu tidak menyebutkan berapa banyak pasokan daging beku dan sapi lokal untuk kebutuhan.
Sebagai gambaran, tahun ini realisasi impor daging beku pada semester pertama 2011 sebanyak 28 ribu ton. Sementara itu, kuota impor tambahan untuk Lebaran sebanyak 13 ribu ton daging beku.
Dengan pasokan yang terjaga, maka harga daging diharapkan tidak melonjak. "Saya juga sudah berkomunikasi ke pengusaha daging agar tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan dan tidak menaikkan harga," kata Bayu.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Gunaryo, berharap harga daging sapi tidak naik karena isu penundaan impor sapi bakalan. Sejak isu penghentian impor sapi bakalan mencuat pekan lalu, harga daging sapi stabil.
Berdasarkan data pada situs Kementerian Perdagangan, harga daging sapi pada 25 Mei sebesar Rp 68.233 per kilogram. Kenaikan harga yang tertinggi hanya terjadi pada 30 Mei, yaitu mencapai Rp 68.322 per kilogram. Namun, pada 31 Mei harga kembali turun menjadi Rp 68.270 per kilogram.
Jika terjadi kenaikan harga daging sapi dalam beberapa waktu mendatang, hal itu karena menjelang puasa dan Lebaran. "Berdasarkan pengalaman tahun lalu, pada bulan puasa dan Lebaran permintaan daging sapi naik 10-20 persen dan harga hanya naik 5 persen," kata dia.
EKA UTAMI APRILIA