Ini Cara Ganti Knalpot Mobil yang Tepat  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Selasa, 7 Juni 2011 21:05 WIB
Foto: cheap-exhausts.com
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebagai saluran pembuangan gas sisa pembakaran atau knalpot juga memiliki pengaruh terhadap tenaga mesin. Lantaran itulah, komponen mobil ini memiliki arti penting.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan, begitu pentingnya tak sedikit pemilik mobil yang berusaha menggantinya dengan knalpot hasil kreasi bengkel atau produsen knalpot. Hanya, tak sedikit pula yang merasa kecewa. Pasalnya setelah knalpot diganti tenaga mobil bukan semakin tokcer justeru sebaliknya, menjadi loyo.

“Desain dan jenis knalpot yang digunakan tidak tepat,” tutur Wahyu Utomo, pemilik Aneka Knalpot, Meruya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa, 7 Juni 2011.

Menurut dia, knalpot yang berdesain bagus akan memberikan tekanan balik yang tepat. Walhasil, proses pembakaran di ruang bakar mesin akan mendapatkan asupan udara yang terus menerus dalam jumlah optimal.

Hasilnya, tenaga yang dihasilkan makin sempurna. Hanya, tak jarang desain knalpot tersebut juga mengakibatkan mobil boros bahan bakar.

Lantas apa yang harus diperhatikan sebelum mengganti knalpot agar tenaga besar tetapi tidak boros bahan bakar? Berikut tips dari Wahyu :

1. Pilih ukuran yang ideal Pilihan ukuran pipa knalpot yang umum tersedia di pasaran adalah 3 inci, 3,5 inci, serta 4inci. Sebaiknya Anda melakukan konsultasi dengan ahli knalpot dengan minta perbandingan keuntungan dan kekurangan bila menggunakan ukuran dari masing-masing pilihan.

Pasalnya, diameter pipa sangat berpengaruh terhadap gas buang yang terdorong. Oleh karena itu, memilih ukuran pipa sangat sulit agar sesuai, perhitungan kombinasi antara letak mesin, intake manifold, karburator atau tempat masuknya bahan bakar harus diperhitungkan dengan cermat.

Jangan lupa untuk menyesuaikan header, resonator, serta muffler dengan ukuran pipa tersebut. Sebisa mungkin pilihlah pipa dengan lekukan yang baik dan bulat agar sisa gas buang dapat mengalir lancar.

“Tetapi bukan bebas mengalir atau freeflow tanpa halangan,” kata Wahyu.

2. Pastikan konfigurasi header dan desain pipa Header adalah saluran buang gas hasil sisa pembakaran dari blok mesin. Pada mobil bermesin empat silinder header berjumlah empat dan mesin enam silinder enam buah.

Konfigurasi header umumnya 4-2-1 atau 4- 1. Artinya gas buang dari blok mesin disalurkan ke empat saluran, kemudian dua saluran, dan bermuara ke satu saluran.

Sedangkan 4 – 1, berarti gas sisa pembakaran disalurkan ke empat saluran dan langsung bermuara ke satu saluran.

Bila Anda ingin mengganti knalpot bawaan pabrik dengan knalpot produk produsen lain. Pastikan, konfigurasi dan desain lubang dan lekukan pipa benar-benar tepat.

Sehingga selain tidak menyebabkan mobil boros bahan bakar, juga mendongkrak tenaga.

Pasalnya, semakin lancar gas hasil pembakaran terbuang maka tenaga akan semakin besar. Begitu pun sebaliknya. “Bila tepat tenaga bisa meningkat 5 - 10 persen dari tenaga awal,” terang Wahyu.

3. Sesuaikan dengan jenis transmisi mobil Bila mobil Anda menggunakan transmisi manual maka perhatikan beberapa hal secara teliti mulai dari header, resonator, hingga muffler. Pastikan ukuran, sambungan, serta desain komponen itu tepat.

Sebab, pada mobil transmisi manual, setipa kali ganti posisi gigi dan pedal gas diinjak pada saat itu pula semburan gas dari blok mesin meningkat. Aliran gas itulah membutuhkan pengelolaan yang tepat agar memberi efek tekanan balik ke ruang bakar secara tepat sekaligus terbuang secara teratur.

Sedangkan bila mobil Anda bertransmisi otomatis, persyaratannya cukup sederhana. Cukup mengganti header berkonfigurasi 4-2-1 dengan desain yang tepat plus diameter pipa yang tidak terlalu besar.

Sebab, bila diameter pipa terlalu besar sama halnya dengan knalpot free flow. “Untuk mobil transmisi otomatis, knalpot jenis ini justeru membuat semakin boros,” terang Wahyu.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi