TEMPO Interaktif, Jakarta - Tiga belas tahun lalu, pada 1998, Presiden kedua RI Soeharto dilengserkan lewat gerakan yang dimotori mahasiswa. Namun, hari ini dalam peluncuran buku Pak Harto, The Untold Stories namanya dipuji oleh sejumlah tokoh yang pernah berinteraksi dengannya.
Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden sekaligus mantan ajudannya, membeberkan sisi Soeharto sebagai pemimpin yang humanis. Baginya Soeharto adalah pemimpin yang tidak suka melakukan intervensi. "Pak Harto sangat humanis, bukan pemimpin otoriter," katanya dalam peluncuran buku yang diadakan di Museum Purna Bhakti, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu 8 Juni 2011.
Adapun pengamat politik Sukardi Rinakit mengungkapkan pengalamannya saat bertemu Soeharto saat masih menjadi aktivis mahasiswa. "Dulu saya beri nilai enam sebagai Presiden, tapi saya koreksi nilainya delapan," katanya. Sukardi, saat menjadi aktivis, pernah dimintai Soeharto menilai kinerjanya sebagai Presiden.
Sedangkan Tun Sri Zainudin, mantan wartawan dan mantan menteri di Malaysia, menyangkal Soeharto memerintahkan pembunuhan 500 ribu orang pada peristiwa 1965. "Saat itu Soeharto belum berkuasa, tidak bisa memerintahkan," kata Tun Sri Zainudin.
Menurutnya, tuduhan yang dituduhkan Barat kepada Soeharto itu tidak benar. Justru ia menyelamatkan negara dari bahaya komunisme.
AQIDA SWAMURTI