TEMPO Interaktif, Bandung - Gara-gara tidak ada satu daerah pun di Jawa Barat yang meraih penghargaan Adipura tahun ini, Gubernur Ahmad Heryawan berencana menyurati Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta. “Saya kira wajar mengirim surat ke Kementerian LH mengapa Jawa Barat tidak dapat satu pun (Adipura),” katanya pada wartawan di Bandung, Rabu, 8 Juni 2011.
Menurutnya, surat yang akan dikirimnya itu untuk meminta klarifikasi sekaligus penjelasan mengenai tidak adanya satu kabupaten/kota pun di Jawa Barat yang menerima penghargaan Adipura tahun ini. Seperti diketahui, penghargaan Adipura diserahkan langsung oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada Selasa, 7 Juni 2011 lalu. “Kami akan klarifikasi ke Kementerian Lingkungan Hidup,” kata Heryawan.
Heryawan menuturkan, permintaan klarifikasi itu sengaja dikirimnya mengingat tahun lalu di Jawa Barat ada 13 daerah yang mendapat piala Adipura. Di sisi lain, sejumlah daerah di Jawa Barat pun sempat jadi langganan piala itu. Dia mencontohkan, Kuningan sempat mendapat piala itu tiga kali berturut-turut, serta Indramayu sempat mendapat piala itu empat kali berurutan. “Kalau turun dari 13 ke 10 atau berapa, kan, wajar,” katanya.
Menurutnya, klarifikasi itu perlu mengingat ada omongan miring di masyarakat Jawa Barat berkaitan dengan kasus dugaan penyuapan piala Adipura yang baru saja dibongkar oleh KPK. ”Ada pihak-pihak yang mengatakan, apa ini ada kaitannya dengan kasus Bekasi sehingga Jawa Barat diberi sanksi. Ini baru ucapan-ucapan yang berkembang di masyarakat kita,” kata Heryawan.
Heryawan mengatakan pertanyaan seputar itu akan disampaikan lewat surat pada Menteri Lingkungan Hidup. ”Kita akan kirim surat, kenapa Jawa Barat tidak ada yang dapat. Apakah ini murni (penilaian)? Apakah ini ada kaitannya dengan yang lain-lain?” katanya.
Baca Juga:
Kepala Bappeda Jawa Barat, Deny Juanda Puradimaja, mengatakan Pemerintah Jawa Barat lewat Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup akan melakukan evaluasi soal tidak ada satu pun daerah yang mendapat penghargaan piala Adipura itu. ”Sekarang belum ada evaluasinya,” kata Deny.
AHMAD FIKRI
