TEMPO Interaktif, Wina - Amerika Serikat mengaku kecewa dengan hasil pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak di Wina, Austria, yang berakhir pada Rabu, 8 Juni 2011, kemarin.
Ini adalah pertama kalinya dalam dua dekade bahwa delegasi OPEC tidak bisa menghasilkan kesepakatan dalam sebuah pertemuan formal.
Konflik politik di Libya dan Yaman, dua negara pengeskpor minyak, membuat dunia meminta OPEC meningkatkan produksi untuk memasok kebutuhan dunia.
"Kita berada dalam situasi di mana suplai tak akan bisa memenuhi permintaan," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney.
Fadel Gheit, analis minyak dan Direktur Pengelola Oppenheimer & Co, mengatakan bahwa perbedaan antara Iran dan Arab Saudi menyebabkan kegagalan OPEC untuk menyesuaikan kuota.
"Semua orang di OPEC penuh kecurangan dan semua orang tahu itu," katanya. "Jangan mendengarkan apa yang mereka katakan, tetapi melihat apa yang mereka lakukan."
Saat ini, negara-negara anggota OPEC memproduksi sekitar 1,5 juta barel setiap harinya. Arab Saudi dalam beberapa hari terakhir malah meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 200.000 barel per hari. Sementara itu, Iran selama ini telah meningkatkan produksinya menjadi 50.000 barel per hari. Namun, tujuan Iran adalah melawan sanksi ekonomi.
Pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak di Wina, Austria, yang berakhir Rabu, 8 Juni 2011 kemarin, gagal mencapai kata sepakat. Meski ada tekanan, 12 negara anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) tak akan menaikkan kapasitas.
NEWYORKTIMES | ERWINDAR