TEMPO Interaktif, Jakarta - Bursa pemilihan calon Kepala Badan Reserse Kriminal makin dekat. Sejumlah nama disinyalir telah dikantongi Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi untuk diseleksi. “Dua diantaranya kandidat kuat,” ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane, ketika dihubungi, 10 Juni 2011.
Menurut Neta, empat nama yang masuk dalam bursa pemilihan adalah Inpektur Jenderal Bambang Widaryatmo (Kapolda Kalimantan Timur, Akpol angkatan 1978), Inspektur Jenderal Sutarman (Kapolda Metro Jaya, Akpol angaktan 1981), Inspektur Jenderal Badrodin Haiti (Koordinator Staf Ahli Kapolri, Akpol angkatan 1982) dan Iskandar Hasan (Kapolda Aceh, Akpol angkatan 1980).
Dari empat nama tersebut, Neta menduga hanya dua kandidat yang nantinya akan bersaing ketat, yakni: Bambang dan Sutarman. Sosok Bambang diunggulkan karena ia merupakan tim sukses Jenderal Timur Pradopo, saat proses pemilihan Kapolri. Adapun Sutarman merupakan ex. Ajudan Presiden Gus Dur, dan dikenal baik dengan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Di luar nama-nama tersebut, kata Neta, Wanjakti juga sempat menyeleksi sejumlah kandidat lain yang dinilai berkompeten menggantikan posisi Kabareskrim yang saat ini masih dijabat Komisaris Jenderal Ito Sumardi. Beberapa nama diantaranya adalah Kapolda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Wisnu, Kapolda Jawa Timur, Inspektur Jenderal Untung S. Rajab dan Kalemdikpol, Komisaris Jenderal Oegroseno. “Tapi saya kira empat kandidat pertama yang banyak dinominasikan,” ujarnya.
Neta menjelaskan, proses pemilihan Kabareskrim kali ini akan berbeda dengan proses yang sudah berjalan sebelumnya. Dulu, kata dia, rapat Wanjakti hanya diikuti oleh Deputi Sumber Daya Manusia, Kabid Propam, Irwasum dan Wakapolri. Adapun proses penyaringan kali ini akan diikuti oleh seluruh jenderal bintang tiga yang dipimpin Wakapolri. “Nama-nama para kandidat disaring terlebih dahulu oleh intelkam dan latar belakangnya diverifikasi,” ujarnya.
Menurut Neta, sosok Kabareskrim yang baru hendaknya memiliki kapasitas dan kompetensi yang handal dalam menangani kasus-kasus kejahatan kerah putih. Dalam periode kepemimpinan sebelumnya, tugas tersebut ia nilai kurang berjalan dengan baik. “Ada banyak kasus yang masih tertunggak,” ujarnya.
Neta mengakui bahwa proses pemilihan Kabareskrim kerap diintervensi sejumlah pihak baik dari lembaga eksekutif, legislatif atau kalangan pengusaha hitam. Namun, ia yakin sosok Timur Pradopo bukanlah orang yang bisa dipengaruhi oleh bisikan-bisikan tersebut. “Semoga saja Presiden tidak ikut mengintervensi,” ujarnya.
RIKY FERDIANTO