TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah tidak akan menambah kuota daging impor dari negara lain pasca penundaan pengiriman sapi dari Australia. Pasokan sapi dari dalam negeri masih bisa mencukupi kebutuhan nasional.
Direktur Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian, Prabowo Respatiyo Caturroso, mengatakan, kebutuhan daging pada bulan ini sekitar 32 ribu ton. Dari jumlah ini, sapi lokal bisa memasok 176.784 ekor atau setara 24.750 ton daging. Sedangkan sapi bakalan yang berada di feedlot sebanyak 76.410 ekor atau setara 10.414 ton daging. Pemenuhan sisanya, didapat dari daging impor bulan ini yang sudah masuk sebanyak 3.116 ton.
“Jadi kalau dihitung-hitung malah masih surplus sekitar 29.433 ton pada bulan ini,” kata Prabowo, Jumat (10/6). Bahkan sampai Agustus, kata dia, “masih surplus 36.689 ton karena stok sapi bakalan masih ada.”
Dia menegaskan, tidak akan ada sapi impor pengganti sapi bakalan dari Australia, karena pemenuhan kebutuhan daging difokuskan pada optimalisasi ternak lokal. Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan asosiasi terkait seperti distributor daging agar ikut menyerap daging lokal.
Sejumlah daerah di Indonesia, sudah bisa mencapai swasembada sapi, antara lain, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bali, Sumatera Barat, Yogyakarta dan Aceh. Berdasarkan prakiraan total populasi sapi potong di Indonesia hingga tahun ini mencapai 13,6 juta ekor.
“Total kuota daging pada 2011 sebesar 72 ribu ton dan sudah terealisasi sebanyak 39 ribu ton,” ujarnya. Sisanya, kata Prabowo, sebanyak 33 ribu ton akan masuk pada periode Juli-Desember.
Prabowo menjelaskan, pihaknya akan meningkatkan standar rumah pemotongan hewan (RPH) tradisional. Selain itu juga, memperketat pengawasan terhadap populasi sapi betina produktif yang selama ini banyak dipotong. “Di RPH kalau ada sapi betina produktif tidak boleh dipotong karena untuk kembang biakan.”
Pemerintah, kata dia, akan memberikan insentif bagi yang tidak memotong sapi betina produktif. Sedangkan bagi yang memotong, “ akan ada sanksi.”
Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono mengatakan tetap optimistis swasembada sapi bakal terwujud. Swasembada akan tercapai apabila 90 persen kebutuhan daging sudah bisa dipenuhi dari dalam negeri. “Saat ini proporsi impor sapi masih berkisar 25-30 persen. Pada prinsipnya impor hanya untuk menutup kekurangan kebutuhan dalam negeri saja.”
Menyusul penghentian ekspor sapi oleh Australia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan empat langkah menjaga ketahanan pangan dan mencegah kenaikan harga daging sapi. Empat langkah itu adalah, pertama, pemerintah memastikan suplai utama dalam enam bulan mendatang cukup. "Saya tugasi Menko Perekonomian dengan menteri-menteri terkait memastikan suplai cukup,” ujarnya di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, kemarin.
Selain itu, kata Presiden, “Saya minta para gubernur yang provinsinya memiliki ternak sapi besar dan suplai sapi ke negeri ini dilibatkan penuh.
Kedua, pemerintah akan menjaga harga daging stabil meski Idul Fitri akan tiba September, saat konsumsi daging lazimnya bertambah. Untuk itu dia meminta bantuan kalangan pengusaha berkomitmen menjaga stabilitas harga. "Mereka harus jadi bagian dari solusi, jangan ambil keuntungan tidak semestinya.”
Ketiga, Presiden memerintahkan Kementerian Pertanian dan pihak terkait untuk menginvestigasi apa yang sebetulnya terjadi di rumah penyembelihan hewan.
Keempat, kata Presiden, pada jangka panjang dan menengah agar serius mencapai kemandirian pangan.
Akhir bulan ini, kata dia, akan digelar rapat membahas daging sapi. Rapat yang bakal dihadiri menteri terkait, kepala daerah, dan pengusaha itu akan menyusun kebijakan nasional menuju kemandirian pangan Indonesia khusus di bidang daging sapi.
EKA UTAMI APRILIA | ROSALINA | BUNGA MANGGIASIH