TEMPO Interaktif, Bekasi - Seorang pelayan gereja Pantekosta di Situbondo, Jawa Timur, Aprilia Dyah Kusumaningrum alias Lia, 22 tahun, dikabarkan diculik sejumlah pria bersorban. "Korban sempat mengirim pesan pendek kalau dia sangat ketakutan," kata Ester Lomboan, bekas guru Lia di Sleman, Yogjakarta, melalui sambungan telepon kepada Tempo, Jumat, 10 Juni 2011.
Menurut Ester, peristiwa terjadi pada Kamis, 9 Juni 2011 sekitar pukul 21.00 WIB. Saat diculik, Lia sedang dalam perjalanan pulang dari gereja naik sepeda menuju rumah pendeta Yesaya Malino. Di tengah jalan, Lia lantas ditahan dan dipaksa masuk mobil.
Ketika Lia berada dalam mobil penculik, dia berkirim pesan pendek kepada ibunya Ida Agusna Eni. Pesan itu ditulis korban menggunakan hurup yang disingkat. Isinya, kurang lebih demikian: "Mama aku dibawa orang pakai mobil, mereka pakai surban."
Pesan singkat dari anaknya itu kemudian dikirim ke pendeta Yesaya Malino dan ke pendeta Nico Lomboan, bekas guru korban yang tinggal di Sleman, Jogjakarta.
Lia adalah lulusan sekolah Alkitab Magelang, Jawa Tengah. Sejak kecil dia tinggal di rumah pendeta Nico. Lulus sekolah Alkitab sebulan lalu, Lia kemudian mengabdi di Gereja Pantekosta Indonesia di Situbondo, Jawa Timur.
Beberapa saat sebelum diculik, kata Ester, Lia baru saja menyelesaikan latihan menyanyi dan berdo'a. Dia kemudian pulang sendirian, dan di tengah jalan dibawa paksa beberapa pria tak dikenal.
Hingga kini, kata Ester, belum ada kabar dari Lia. Pendeta Yesaya yang dia hubungi, mengaku telah melaporkan perihal penculikan itu ke Polres Situbondo.
Ketua Umum Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) Gbu Theo Bela, dalam pesan singkatnya kepada Tempo mensinyalir pelaku penculikan anggota Front Pembela Islam (FPI) atau Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). "Pelaku memakai baju dan sorban putih seperti FPI atau MMI," kata Theo. "Mohon laporkan polisi jikia ada yang tahu soal penculikan ini."
HAMLUDDIN