TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Australia kemungkinan mencabut penghentian sementara ekspor sapi hidupnya dalam dua-tiga minggu ke depan. Sebuah tim dari Australia akan berkunjung dan mengevaluasi rumah pemotongan hewan untuk melihat langsung sistem penyembelihan terkait kesejahteraan hewan.
Menurut Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi, kunjungan tim Australia tersebut lebih kepada evaluasi program bantuan fasilitasi yang mereka berikan kepada RPH di Indonesia. Sebab, selama ini beberapa RPH di dalam negeri mendapat bantuan fasilitas seperti restraining box dari Australia.
Pemerintah Australia menyatakan ingin membuka sesegera mungkin keran eskpor sapi hidupnya ke Indonesia. Namun, masih ada beberapa hal yang harus ditangani, di antaranya kesejahteraan hewan di RPH sesuai referensi Badan Kesehatan Hewan Dunia.
“Australia sudah menyebut 2-3 RPH yang fasilitasnya memenuhi syarat. Tapi, Indonesia mengatakan sudah lebih dari 10. Intinya, mereka ingin mengevaluasi program mereka sendiri,” kata Bayu usai bertemu Wakil Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin, 13 Juni 2011.
Ke depan, lanjutnya, impor dari Australia akan dievaluasi. Apabila nantinya diketahui importir atau eksportir kedua negara menyalahi aturan kesejahteraan hewan, maka akan masuk dalam daftar hitam. Bayu menganggap penangguhan ekspor tak adil karena dilakukan sebelum ada evaluasi atau pembahasan dengan Indonesia.
Padahal, menurut Bayu, Australia mengaku pernah melakukan penghentian sementara kepada Arab Saudi dan Mesir, namun setelah melakukan evaluasi. “Ini tidak fair, padahal Indonesia adalah pasar terbesar mereka. Tapi ya sudahlah, orang bertetangga aja suka berantem kok,” ujarnya.
ROSALINA