TEMPO Interaktif, Jakarta - Penghentian sementara impor sapi hidup dari Australia membuat pemerintah semakin bekerja keras menggenjot produksi sapi. Tujuannya agar target program swasembada tak mengalami kendala.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan sudah ada dua strategi untuk meningkatkan produksi sapi. Strategi pertama adalah memperbanyak populasi sapi dengan cara mengimpor bibit sapi dalam jumlah banyak.
Namun, penghentian sementara sapi hidup dari Australia ini membuat kesempatan impor bibit sapi menjadi terkendala. Indonesia juga berpotensi kekurangan populasi sapi karena sapi lokal akan dipotong lebih banyak untuk mengganti sapi dari Australia.
"Kami butuh impor bibit sapi lebih banyak untuk memperbesar populasi sapi," kata Bayu saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Senin, 13 Juni 2011. Bedrdasarkan data sementara, populasi sapi Indonesia saat ini sebanyak 13,6 juta ekor, di mana setiap tahunnya sekitar 1,7 juta ekor dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging nasional.
Strategi kedua adalah dengan menggenjot produksi sapi yakni dengan mendorong program inseminasi buatan sapi. "Bahasa gampangnya itu suntik kawin sapi. Selama ini kita sudah melakukan itu, tapi kapasitasnya masih terbatas," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa saat ini inseminasi baru bisa dilakukan untuk 3-3 juta ekor sapi, namun tingkat keberhasilan atau daya tumbuhnya hanya 1,5-2 juta ekor sapi. "Ini masih belum cukup. Kita harus bisa meningkatkan 5 sampai 6 juta ekor sapi inseminasi per tahun agar bisa didapat tambahan populasi 4-4,5 juta ekor," ujarnya.
ROSALINA