TEMPO Interaktif, Bandung - Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring meminta media massa agar berimbang menanggapi beredarnya pesan ancaman bom di Twitter sejak kemarin. Pemerintah sendiri tidak terlalu serius menanggapi pesan yang dikirim pemilik akun bernama @AlHamazah itu. "Proporsional aja, jangan lebay," kata Tifatul di Bandung, Selasa 14 Juni 2011.
Menurut Tifatul, pesan ancaman itu sudah beredar dua hari ini. Kementerian Informasi dan Komunikasi telah bekerja-sama dengan Kepolisian untuk memantau dan mencari pengirim pesannya. Isi pesan itu berupa ancaman bom di beberapa tempat di Jakarta, salah satunya pada 17 Agustus mendatang.
Menurutnya, penebar pesan jika tertangkap bisa dijerat pasal Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik karena telah menyebar keresahan. Adapun langkah menutup paksa akun itu dinilai pemerintah tidak efektif. "Besok dia bisa muncul lagi dengan nama lain," katanya.
Meskipun mengaku tetap harus berhati-hati, Tifatul tidak menanggapi terlalu serius ancaman bom tersebut. "Kalau kita tanggapi terlalu serius juga, gembira dia, teroris itu. Mending kita cuekin saja karena di akun Twitter itu berapa ratus juta orang di dunia, masak kita tanggapi satu-satu," ujarnya seusai membuka Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi di Aula Barat ITB.
Tifatul menganggap ancaman melalui Twitter sama seperti pada pesan pendek atau lewat telepon. Tujuannya bisa jadi bukan untuk meledakkan bom, tapi hanya untuk membuat orang takut atau merasa tidak nyaman. "Kan, tidak semuanya terbukti. Kita teliti, tapi jangan terlalu diperhatikan dan menjadi fokus di media, nanti jadi infotainment padahal nggak ada apa-apa," katanya.
ANWAR SISWADI