TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah mendapat desakan sengit dari anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, pemerintah akhirnya berkompromi menaikkan asumsi pertumbuhan ekonomi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012. Komisi Keuangan menilai usulan pemerintah sebelumnya terlampau pesimistis.
Pemerintah bersama Bank Indonesia dan DPR sepakat menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi 2012 berkisar di angka 6,6-7 persen. Angka tersebut naik dibandingkan usulan pemerintah sebelumnya akan pertumbuhan di level 6,5-6,9 persen.
“Dengan rasa kemitraan sejati, dengan penuh rasa was-was, tapi hati-hati, kami sepakat menaikkan asumsi pertumbuhan ekonomi,” kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo pada Selasa dini hari, 14 Juni 2011.
Ucapan Agus sontak disambut tepuk tangan dan tawa dari pejabat eksekutif maupun legislatif di ruang rapat komisi keuangan.
“Pemerintah, kok,tidak optimistis,” kata Maruarar Sirait, anggota Dewan dari Fraksi Partai Demokrat Indonesia Perjuangan. Angka yang diusulkan BI bahkan lebih rendah, yakni 6,1-6,6 persen. Perdebatan alot antara eksekutif dan legislatif pun tak terhindarkan.
Agus mengatakan angka tersebut diusulkan pemerintah atas dasar pertimbangan tantangan pertumbuhan. Ia menilai banyak masalah yang menghadang pertumbuhan, terutama infrastruktur. “Masih banyak kendala pembebasan lahan,” ujarnya.
Selain itu, menurut Agus, alokasi subsidi negara untuk Bahan Bakar Minyak industri maupun konsumsi terlampau besar. “Subsidi untuk BBM bisa sampai Rp 200 triliun,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Deputi Gubernur BI, Budi Mulya. Budi mengatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6,6 persen, maka pemerintah harus membenahi infrastruktur.
Negara, menurut Budi, juga harus meningkatkan rasio investasi terhadap Produk Domestik Bruto “Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6,6 persen rasio investasi terhadap PDB harus di atas 30 persen,” katanya.
Meski terjadi perdebatan, kenaikan asumsi pertumbuhan ekonomi tetap disepakati. Kesepakatan tersebut terjadi pada pengujung rapat, Selasa dini hari. Rapat yang berlangsung alot itu sudah berlangsung hingga enam jam. Mulai pada Senin, pukul 11.00 hingga 12.00, dilanjutkan kembali pukul 21.30 hingga dini hari.
ANANDA BADUDU