TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk. (Persero) siap berinvestasi dana Rp 17 triliun untuk menyelesaikan pembangunan delapan proyek jalan tol di beberapa daerah. Menurut Direktur Keuangan Jasa Marga, Reynaldi Hermansyah, 70 persen dana didapat dari utang bank dan 30 persen sisanya dari modal internal. "Proyek-proyek itu ditargetkan selesai hingga 2014," kata dia usai rapat umum pemegang saham, Selasa, 14 Juni 2011.
Delapan proyek itu adalah; pembangunan Bogor Outer Road (11 kilometer), Gempol-Pasuruan (34,15 kilometer), Semarang-Solo (75,7 kilometer), JORR W2 North (7,7 kilometer), JORR 2 Ruas Cengkareng-Kunciran (15,2 kilometer), JORR 2 Ruas Kunciran-Serpong (11,2 kilometer), Surabaya-Mojokerto (36,3 kilometer), dan Gempol-Pandaan (13,6 kilometer).
Total panjang proyek-proyek ruas tol tersebut mencapai 200 kilometer lebih dan ditargetkan selesai secara bertahap hingga 2014. Hingga kini, Jasa Marga mengelola jalan tol dengan panjang 531 kilo meter atau 72 persen jalan tol di seluruh Indonesia. Andai delapan proyek itu selesai, jalan tol yang dikelola perseroan bertambah menjadi 750 kilo meter.
Selain pembangunan delapan proyek, perusahaan milik pemerintah itu juga berencana melakukan ekspansi usaha dengan mengakuisisi PT Margaraya Jawa Tol, pengelola tol Surabaya dan pengembangan proyek jalan tol lingkar luar kota dengan proyeksi kekuatan dana Rp 20 triliun. Namun ekspansi usaha itu masih pada tahap penjajakan.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham hari ini, Jasa Marga juga menyatakan bakal membagikan dividen Rp 716 miliar atau 60 persen dari total laba bersih tahun buku 2010 sebesar Rp 1,193 triliun. Harga saham yang dibagi sebesar Rp 105,8 per lembar."Dua hari lagi kami umumkan, kemungkinan satu bulan lagi kami bayar tunai," kata Reynaldi.
Sebenarnya Jasa Marga mengusulkan dividen yang dibagikan sebesar 35 persen agar laba bersih akan digunakan untuk memupuk modal perseroan untuk jangka panjang, antara 5 hingga 10 tahun ke depan. Namun usulan itu ditolak mayoritas pemegang saham, terutama pemerintah. Mereka menginginkan pembagian sebesar 60 persen.
MUHAMMAD TAUFIK