TEMPO Interaktif, Jakarta - Nelayan dan pengusaha perikanan akan mendapat kemudahan dalam kegiatan operasional kapal perikanan. Kemudahan ini antara lain dalam pengurusan Surat Izin Berlayar (SIB) atau Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
Kemudahan ini akan terwujud sebab Menteri Perhubungan Freddy Numberi telah melantik 48 orang Syahbandar Pelabuhan Perikanan yang akan ditugaskan di berbagai pelabuhan perikanan di Indonesia. Tugas dan wewenang syahbandar diatur dalam Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan.
Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan, idealnya di seluruh pelabuhan terdapat syahbandar yang bertanggung jawab terhadap keselamatan lalu lintas kapal. "Ada yang mengecek kelayakan kapal sebelum berlayar," ujar di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu (15 Juni 2011).
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, saat ini dari 816 pelabuhan ikan baru 96 pelabuhan yang sudah ada kesiapan syahbandarnya. Menurut Fadel, ketiadaan syahbandar di pelabuhan perikanan seringkali menyebabkan terhambatnya kegiatan operasional kapal perikanan.
Nelayan dan pelaku usaha, kata Fadel, juga tidak dapat mengurus SIB. Padahal surat tersebut salah satu kewajiban yang harus dimiliki sebelum penangkapan atau pengangkutan ikan. "Penunjukan syahbandar juga memudahkan nelayan dan pengusaha untuk menjual tangkapannya ke luar negeri."
Keberadaan syahbandar, kata Fadel, terutama menjaga keselamatan pelayaran serta melaksanakan ketentuan yang terkait pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab. "Dengan demikian secara tidak langsung syahbandar berperan penting dalam mencegah dan memerangi ilegal fishing," ujarnya.
ROSALINA