Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Jumpai 24 Ikan Purba Indonesia  

image-gnews
Coelacanth
Coelacanth
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebanyak 24 individu ikan purba alias coelacanth telah ditemukan di perairan timur Indonesia dalam 14 tahun terakhir. Pencarian sarang-sarang ikan ini masih terus dilakukan.

Menurut Kepala Pelayanan Informasi Ilmiah, Pusat Penelitian Kelautan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Djoko Hadi Kunarso, upaya pencarian coelacanth di perairan timur telah dilakukan sejak 1999. Hasil pencarian tersebut mengungkap beberapa fakta menarik mengenai "fosil hidup" ini.

Ia mencontohkan ekspedisi yang dilakukan pada tahun 2009. Ketika itu awak ekspedisi menemukan enam individu coelacanth sedang berkumpul di goa dasar laut. Koloni coelacanth merupakan hal yang unik karena sebelumnya ikan berwarna coklat tua ini ditemukan menyendiri.

"Untuk pertama kalinya kami melihat dan memotret rombongan coelacanth di goa gelap ini," ujar Djoko kepada wartawan di Widya Graha LIPI, kemarin.

Temuan lain pada tahun yang sama memperlihatkan coelacanth remaja tengah berenang di kedalaman 161 meter di Teluk Manado. Temuan ini menjadi penting karena untuk pertama kalinya peneliti bisa melihat fase awal hidup coelacanth.

Saat ini LIPI melanjutkan ekspedisi intensif pencarian coelacanth. "Misi ini bertujuan memetakan distribusi coelacanth," ujar dia. Saat ini, baru ada tiga lokasi yang dipastikan menjadi sarang coelacanth yaitu Buol, Teluk Manado, dan perairan Biak.

LIPI bekerja sama dengan tim dari Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat berencana melanjutkan pencarian habitat coelacanth di perairan timur lainnya seperti Kepulauan Halmahera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penemuan puluhan coelacanth dalam 1,5 dekade terakhir juga menimbulkan kekhawatiran akan keberlangsungan kehidupan binatang ini. Peneliti masih sulit memperkirakan jumlah coelacanth. Karenanya LIPI meminta pemerintah melindungi binatang ini dari upaya penangkapan.

Fosil coelacanth telah ditemukan beberapa dekade silam pada lapisan berusia 380 juta hingga 80 juta tahun lalu. Masa hidup fosil ini bertepatan dengan tiga kali kepunahan massal yang melanda bumi. Awalnya para ahli memperkirakan ikan ini telah punah.

Secara mengejutkan, ikan ini ditemukan dalam kondisi hidup di dua tempat berbeda yaitu di Kepulauan Comoro, Tanzania, pada 1938 dan Teluk Manado, Indonesia, pada 1997. Temuan ini menepis dugaan kepunahan coelacanth.

Dua habitat besar coelacanth, di Afrika dan Indonesia, terpisah sejauh 10 ribu kilometer. Di dua daerah ini coelacanth berkembang menjadi dua spesies yaitu Latimeria chalumnae dan Latimeria menadoensis. Dari segi fisik, coelacanth asal Indonesia berwarna coklat gelap sementara coelacanth asal Afrika berwarna coklat muda.

ANTON WILLIAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Dingiso. Situs KLHK
Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.


10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

Seekor Kanguru pohon meraih bunga yang telah dirangkai menjadi menarik untuk dijadikan makanannya dalam sesi makan bertemakan Natal di kebun binatang Sydney Taronga di Australia, 9 Desember 2014. REUTERS
10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.


Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah (Instagram/@ralineshah)
Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.


Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lokasi pembelian tiket kawasan wisata Taman Safari Prigen, Jawa Timur, Kamis, 4 Juni 2020. Penyemprotan cairan disinfektan di lakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona jelang dibuka kembali saat memasuki fase new normal. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.


Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa gunung tertangkap kamera intai di kawasan hutan lindung yang berbatasan langsung dengan Taman Hutan Raya Abdul Latief, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, pada Oktober 2022. Foto/Istimewa
Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.


Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park. Wikipedia/Flickr/ahmed_xp/14314458105
Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.


BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin yang terjaring operasi tangkap tangan tiba di KPK, Jakarta, Rabu tengah malam, 19 Januari 2022. Selain bupati, KPK juga membawa tujuh orang terduga pelaku di antaranya pejabat Aparatur Sipil Negara dan pihak swasta. TEMPO/Imam Sukamto
BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan


KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

Petugas Resor KSDA Agam sedang mengevakuasi baniang coklat, Selasa, 31 Agustus 2021. Kredit: Antarasumbar/Dok KSDA Agam
KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.


Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Seekor singa peliharaan terlihat setelah ditangkap oleh otoritas Kamboja dari rumah seorang pria Cina di Kamboja, setelah muncul di video TikTok, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang dirilis pada 28 Juni 2021. [Wildlife Alliance via REUTERS]
Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.


Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) tertangkap kamera di ketinggian 1.092 meter dari permukaan laut di Dusun Cincing, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, pada 4 Agustus 2013. TEMPO/Abdi Purmono
Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.