TEMPO Interaktif, Jakarta- Terdakwa kasus tindak pidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir merasa menjadi sasaran yang tengah diincar aparat dan Pemerintah Australia serta Amerika Serikat untuk dilenyapkan. Ia menilai peradilan yang tengah dijalaninya adalah bagian dari sebuah rekayasa.
"Australia dan Amerika Serikat besar sekali peranannya menghilangkan saya dari Indonesia. Mereka ingin saya dilenyapkan dari Indonesia, agar saya tidak lagi ada di masyarakat, dan kalau bisa saya dibunuh," kata Ba'asyir dari dalam Ruang Tahanan Khusus Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 16 Juni 2011.
Hari ini, Majelis Hakim pimpinan Herri Swantoro akan menjatuhkan vonis untuk Ba'asyir. Sebelumnya, amir Jamaah Anshorut Tauhid itu dijerat tujuh lapis dakwaan. Oleh jaksa, ia dituntut hukuman penjara seumur hidup karena dianggap menggalang dana untuk aksi teroris.
Ba'asyir mengaku kecewa dengan kondisi dirinya. Ia merasa saat ini semua yang membela Islam diperangi aparat. "Saya hamba Allah, pengikut Nabi Muhammad, bukan untuk diperangi. Densus itu tentaranya Amerika dalam Perang Salib," cetusnya.
ISMA SAVITRI