TEMPO Interaktif, SENDAI - Pernahkah melihat langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono melepas sepatu di depan warga masyarakat? Adegan ini dinikmati warga Jepang yang jadi pengungsi Tsunami di Kesennuma, Provinsi Miyagi, Jepang ketika SBY mengunjungi mereka, Sabtu 18 Juni 2011.
Mengunakan kereta api cepat Shinkasen Yamabiko 253 dari Stasiun Tokyo, Presiden SBY didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan rombongan bertolak ke Kesennuma. Kesennuma dipilih karena kota ini adalah kawasan terparah akibat terjangan Tsunami, 11 Maret lalu.
Jarak Tokyo ke Ichinoseki, stasiun terakhir sebelum ke Kesennuma adalah 453 kilometer. Dari Ichinoseki, SBY dan rombongan menggunakan mobil untuk mencapai lokasi bekas bencana di Kesennuma yang berjarak 56 kilometer.
Sebelum berkunjung ke rumah pengungsi, SBY sempat melihat lokasi terparah tsunami di Sishiorikarakuwa. Oleh Walikota Kesennuma, Shigeru Sugawara, SBY diperlihatkan kapal-kapal nelayan yang terseret ke daratan dan tumpukan reruntuhan yang disapu tsunami.
Di kawasan itu, ribuan rumah dan mobil luluh lantak. Bahkan sebuah perahu terseret di atas rumah hingga dua kilo dari garis pantai. Bau amis bercampur anyir masih menguar dimana-mana.
Sampai di komplek pengungsian, Presiden SBY dan Ibu Ani bertemu korban selamat Atsuo Suzuki di rumah penampungan. Atsuo Suzuki adalah anggota HIPMI Jepang yang secara rutin setiap tahun sejak tahun 2000 menggelar parade budaya Bali di event Minato Matsuri (Festival Pelabuhan) yang digelar tiap akhir Juli atau awal Agustus di Kesennuma. Mereka mengenal parade Bali ini karena kapal nelayan mereka berlayar ke Samudera Pasifik dan mengisi bahan bakar di Benoa, Bali.
Di rumah itulah, SBY dan Ibu Ani melepas sepatu. Atsuo dan istrinya Takako berdiri menyambut, dan menyorongkan sepasang sendal. Namun SBY menolaknya dan memilih bertelanjang kaki memasuki rumah mungil Atsuo.
Dibangun Mei 2011, rumah mungil Atsuo seluas 36 meter persegi. Di salah satu kamar tidur putranya, Atsuo menerima SBY. Di luar, belasan tetangganya ikut menyambut Presiden Indonesia itu.
Kepada Atsuo, SBY berterima kasih karena Atsuo ia telah berkontribusi dalam membangun persahabatan antara Jepang dan Indonesia. SBY juga berharap Suzuki dianugerahi kesehatan selama masa sulit sekarang ini.
Atsuo mengatakan, rumah dan tokonya hancur akibat tsunami. Namun ia merasa termotivasi setelah berbicara dengan SBY.
Usai bertemu Atsuo, Presiden SBY ke penampungan pengungsi Simin Kaikan dan menyerahkan bantuan dan token persahabatan Pemerintah Indonesia secara simbolis. Di antaranya, menyerahkan cinderamata dan surat-surat dari anak-anak Aceh kepada anak-anak Kesennuma.
Kunjungan ke Kesennuma itu menutup rangkaian lawatan kenegaraan SBY di Negeri Sakura, juga rangkaian kunjungan selama enam hari sejak dari Swiss. Usai meninjau lokasi tsunami, SBY langsung ke Bandara Sendai dan lepas landas kembali ke Jakara.
Ikut dalam rombongan, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menperin MS Hidayat, Seskab Dipo Alam, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha, Kepala BKPM Gita Wirjawan dan Kepala BNPB Syamsul Maarif.
WIDIARSI AGUSTINA