TEMPO Interaktif - Ditinggal pergi ayahnya saat remaja tak lantas membuat Manny Pacquiao dendam. Malah, sebaliknya, Pacman teramat sayang pada ayahnya. Saat menjadi juara dunia, Pacman langsung menemuinya. Dua hadiah langsung diberikan dari honornya berkelahi di atas ring. Rumah dan mobil dia hadiahkan buat Rosalio, sang ayah.
Rosalio dan Dionisia berpisah saat Manny masih berusia 12 tahun. Praktis, hanya Dionisia, sang ibu yang menjadi tulang punggung keluarga. Toh begitu, Pacdad tidak meninggalkan anak-anaknya. Hubungan dengan bekas istrinya boleh buruk, tapi tidak dengan darah dagingnya. Itu yang ada di kepala Rosalio. Berkali-kali dia berusaha menemuinya. Kadang gagal, kadang sukses.
“Saya selalu bermimpi, suatu saat bisa berkumpul dengan anak-anak,” kata Rosalio seperti yang dituturkan kepada Korina Sanchez dalam sebuah acara di ABS-CBN, Kamis pekan silam.
Doa itu pun terkabul. Kini, mereka sering bertemu di rumah yang dibeli Pacman. Anaknya juga kerap mengajak jalan-jalan. Termasuk ke Las Vegas, Amerika Serikat, saat Pacman mencari uang beradu pukulan di atas ring.
Berbeda dengan Dionisia, Rosalio memang jarang tampil di media. Katanya, melihat kesuksesan anaknya dari kejauhan telah membuatnya bahagia luar biasa. Menurut Pacman, ayahnya memang begitu. “Orang yang sangat baik. Tidak pernah memukul,” katanya.
Itu sebabnya, kata Pacman, keputusannya untuk menjadi petinju tidak pernah datang dari sang ayah. Justru dari kerasnya sang ibu yang membuatnya menjadi petinju tangguh.
ABS-CBN NEWS|IB