TEMPO Interaktif, Denpasar - Gubernur Bali I Made Mangku Pastika kagum dengan presiden pertama Indonesia, Soekarno. Saat membuka Pameran Foto Dokumentasi Bung Karno “Aku Melihat Indonesia”, Rabu 21 Juni 2011, Pastika mengatakan Bung Karno, panggilan akrab Soekarno, adalah seorang titisan Batara Wisnu.
"Di masa penjajahan, beliau tampil tanpa rasa rendah diri di hadapan penjajah Belanda dan melawan dengan kecerdasannya," ujarnya. "Keyakinan pribadi saya, beliau adalah seorang Batara yang diturunkan ke bumi untuk mengilhami bangsa ini."
Pastika juga bangga karena Bung Karno masih memiliki darah sebagai orang Bali. Bahkan, sejak kecil ia terobsesi oleh kepintaran Bung Karno yang menguasai berbagai bahasa. Adalah Soekarno pula yang telah menggali Pancasila dari nilai-nilai budaya bangsa. "Padahal, beliau adalah seorang sarjana teknik dan bukan seorang ahli ilmu budaya," katanya.
Warisan Pancasila itu kemudian menjadi tolok ukur eksistensi bangsa karena setiap kali bergeser dari ideologi, maka bangsa Indonesia akan mengalami perpecahan. Seperti saat ini, kata Pastika, penyimpangan Pancasila menimbulkan ancaman perpecahan bangsa, ditambah dengan ketidakadilan sosial dimana-mana.
Kalau pun di masa akhir sebagai presiden, sejarah Soekarno tampak menjadi gelap, menurut Pastika, adalah hal yang wajar dalam perekmbangan manusia. "Apalagi ada kesengajaan untuk digelapkan," sebutnya.
Pameran yang berlangsung di Wantilan Gedung DPRD hingga 24 Juni 2011 memamerkan 53 foto koleksi Ananda Prabowo, putri Megawati Soekarnoputri. Foto-foto menunjukkan perjalanan perjuangan Soekarno sejak masih menjadi pelajar hingga masa penahanan di sejumlah lokasi. Selain itu, juga menunjukkan foto di masa jayanya.
Menurut Ketua Panitia Wayan Sutena, pameran itu dimaksudkan untuk kembali mengingatkan perjuangan Bung Karno tepat pada ulang tahun ke 66 lahirnya Pancasila dan 110 tahun lahirnya Bung Karno. “Ini sangat penting di tengah situasi krisis kebangsaan kita,” ujar pengurus DPD PDIP Perjuangan Bali itu.
ROFIQI HASAN