TEMPO Interaktif, Jakarta - Ekonomi Indonesia tumbuh melesat pada semester kedua tahun ini. Managing Director Bank DBS David Carbon memperkirakan ekonomi bakal tumbuh 6,5 persen sampai 7 persen. "Untuk angka inflasinya ada pada kisaran enam persen," ujar David di Jakarta, Kamis, 23 Juni 2011.
Angka inflasi tersebut berada pada tingkat yang moderat. Dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, tingkat inflasi Indonesia relatif masih tinggi. Korea misalnya, pada Mei 2011 angka inflasinya berada pada 4,1 persen, turun dari 4,7 persen. Sementara, angka inflasi Singapura hingga Mei ini berada pada 4,5 persen dari 5,5 persen di bulan Januari 2011.
Untuk sektor konsumsi, ekspor, dan produksi industri, negara-negara di Asia mengalami pertumbuhan yang cepat. Nilai konsumsi, ekspor, dan produksi industri negara-negara di Asia, seperti Indonesia, Korea, India, dan Filipina, jauh lebih tinggi mengalir ke Cina dibandingkan ke Amerika Serikat.
Menurut David, Amerika saat ini masih berada dalam pemulihan ekonomi sejak krisis ekonomi yang menimpa pada 2009 lalu. Lebih lanjut, David menambahkan, krisis yang melanda Yunani saat ini tidak akan berpengaruh besar kepada Indonesia.
Untuk Bank DBS sendiri, negara-negara di Asia menjadi pasar pertumbuhan utama. David mengatakan bahwa para investor cenderung akan berinvestasi di negara-negara yang sedang pesat pertumbuhannya, khususnya Cina. "Faktor pertumbuhan Asia yang sangat baik menjadi pertimbangan kami," ujar David.
ADITYA BUDIMAN