TEMPO Interaktif, Portland - Nike Inc. dikecam karena mengganti slogan "Just Do It" pada produk-produk mereka dengan kata "Dope," "Get High" dan "Ride Pipe." Kalimat-kalimat itu dikecam karena lekat dengan penggunaan narkoba.
Perusahaan pembuat sepatu dan perlengkapan atletik ini menjelaskan slogan baru itu terinspirasi dari para skaters, snowboarders dan penggemar olahraga ekstrim yang menjadi target baru pasar mereka.
Salah seorang yang mengecam adalah Walikota Boston, Thomas M. Menino. Dia telah meminta Nike untuk menghilangkan kalimat itu dari pakaian-pakaian mereka. Selain itu, kelompok anti-narkoba Oregon juga mengirimkan surat kepada 1500 orang, termasuk kepada The White House Office of National Drug Control Policy dan memaksa mereka memberi-tahu Nike kalau mereka tidak menyetujui slogan tersebut.
"Ini sangat sensitif. Memang itu bahasa para skateboarder dan peselancar, tapi itu juga kalimat yang menyatakan kecanduan," ujar Tom Parker, juru bicara Oregon Partnership seperti dikutip dari kantor berita AP, Jumat 24 Juni 2011.
Sementara itu, Wali Kota Boston minggu ini telah mengirimkan surat kepada GM Toko Nike di pusat-pusat perbelanjaan terkenal di Boston setelah ia melihat sendiri pakaian dengan slogan baru yang dipajang di toko-toko itu. Menino meminta Nike untuk menghapus kalimat itu dan mengatakan kalau Nike sudah gagal untuk menangani kecanduan narkoba dengan serius.
"Pakaian yang Anda pajang di toko dengan kalimat mengenai narkoba dan hal tidak pantas lainnya telah menjauhi karakter dari Boston's Back Bay yang kami jaga, seluruh kota, dan aspirasi kami terhadap kaum muda, juga perasaan kami," ujar Menino dalam suratnya.
Kaos Nike yang mulai beredar 1 Juni 2011 ini bertentangan dengan kampanye sehat olahraga. Kaos yang bertuliskan "Dope" menampilkan botol berisi pil yang berisi papan seluncur dan skateboard ditumpahkan. Tidak semua kaos menampikan kalimat yang kontroversial, ada juga yang menampilkan kalimat "F Gravity" dan "Get Wet."
Nike yang berbasis di Beaverton, Oregon, baru-baru ini meningkatkan penjualannya, terutama pada bagian perlengkapan olahraga ekstrim. Nike mengatakan kaos baru itu untuk mempromosikan olahraga tersebut bukan penggunaan obat-obatan ilegal.
"Olahraga merupakan antidote bagi narkoba. Tidak ada cara lain dalam menaikkan adrenalin selain mengejar ombak atau mendarat di jalanan. Bahasanya sama seperti yang skater, BMX'er's dan peselancar gunakan setiap hari," ujar juru bicara Nike, Erin Dobson.
Sementara para skateboarders mengatakan merokok umum pada olahraga ekstrim. "Itu merupakan bagian dari budayanya," ujar Mike Hirsch, seorang skateboarder sejak 1970-an dan pemilik The SoCal Skate Ship, di California. Meski Hirsh tidak menjual produk Nike di tokonya, tapi menurut dia kaos itu tidak perlu ditarik dari peredaran. "Aku bukan penggemar berat kegiatan itu, tapi itu merupakan bagian dari budaya jalanan dan akan selalu seperti itu," tambahnya.
Sementara itu, seorang skateboarder lain dari New York, Paul Roura, mengatakan kaosnya kurang bagus. "Itu bukan gambar terbaik yang bisa ditampilkan di sana bagi para skateboarders."
Hal tersebut disetujui oleh Travis Tygart, CEO of the U.S. Anti-Doping Agency. "Sepertinya, Nike tidak berkonsultasi dengan atlet-atlet yang mereka pernah sponsori, seperti Marion Jones, untuk melihat korban langsung kehancuran akibat pemakaian obat-obatan berbahaya di olahraga."
Travis menambahkan atlet-atlet tersebut telah hancur hidupnya karena menggunakan obat-obatan peningkat performa dan sama sekali tidak bertanggung-jawab jika sekarang Nike secara aktif mempromosikan penggunaannya untuk meraih keuntungan.
Tim pemasaran produk Nike beberapa kali membuat kontroversi. Perusahaan ini pernah punya slogan "Air Stab" untuk produk sepatu yang diluncurkan di London pada 2008. Slogan itu muncul setelah serangkaian kasus penusukan. Selain itu, mereka juga pernah meluncurkan iklan sepatu seri Hyperdunk yang memasukkan gambar dan slogan yang dikritik sebagai anti-gay. Awalnya Nike tetap cuek, namun belakangan iklan tersebut ditarik.
AP | DEWI RETNO