TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Bagi Timbul Raharjo, seniman dan dosen Jurusan Kiya Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pameran tak harus di galeri. Sembilan karyanya, yang berupa patung besi berbentuk ayam dalam berbagai ukuran, akan terpajang di Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta, selama 10 hari, dari 24 Juni hingga 3 Juli 2011.
Patung-patung yang terbuat dari rangkaian cincin logam berdiameter sekitar lima sentimeter itu direncanakan akan dipajang di sejumlah tempat, termasuk terminal keberangkatan dan kedatangan, ruang tunggu dan selasar underpass. "Sementara ini ada sembilan karya," kata Timbul seusai acara pembukaan pameran yang menjadi satu rangkaian dari kegiatan Festival Kesenian Yogyakarta, pada Jumat, 24 Juni 2011.
Menurut dia, karya-karya itu dibuat dalam tiga tahun terakhir. Semua karyanya belum pernah dipamerkan, kecuali satu karya berukuran cukup besar yang pernah dia pajang di Jogja Expo Center pada 2009 silam.
Kenapa ayam? Menurut dia, ayam merupakan simbol dari beragam realitas masyarakat saat ini. Semisal, ayam dapat menjadi produk andalan dari restoran cepat saji atau menggambarkan tabiat dan perilaku orang-orang tertentu, yakni dalam sabung ayam. Bahkan, kata dia, ayam juga menjadi idiom yang berkembang di masyarakat untuk perempuan yang menggadaikan harga diri, yakni ayam kampus.
Ayam menjadi sebuah pilihan tema yang diambil Timbul untuk menggambarkan keprihatinannya terhadap kehidupan modern yang dijalani manusia saat ini. Beberapa karya yang dia pamerkan itu, antara lain, berjudul "Masa Depan" dan "Gerombolan Ayam".
Timbul mengatakan, bandar udara adalah ruang publik yang sangat luar biasa. Setiap hari orang datang dan pergi di tempat ini. Dia berharap, dengan banyaknya orang yang melihat karyanya maka kian banyak orang yang memberikan apresiasi. Rencananya, Timbul akan menambah koleksi karya yang akan dia pamerkan. "Ada karya berjudul 'Sufi' belum masuk. Mungkin besok (akan dipasang menyusul)," kata dia.
General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Sujtipto Yogyakarta, Agus Adriyanto, yakin bahwa pemasangan karya Timbul akan mempercantik penampilan bandar udara. Dia berharap, nantinya karya-karya seniman lain di Yogyakarta tak hanya bisa terpajang dalam waktu terbatas di sana, tapi bisa setiap hari ada karya seniman yang dipasang. "Kami sangat mencintai budaya di Yogyakarta ini," kata dia.
Menurut Agus, bandar udara merupakan pintu gerbang, tempat orang datang dan pergi. Sebagai kota tujuan wisata, banyak wisatawan asing dan domestik datang ke Yogyakarta. Dengan memasang karya mereka di sini, dia berharap akan memberikan keuntungan pula bagi para seniman.
ANANG ZAKARIA