Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bukan Video Game, Josh!

image-gnews
Aktor dari Sakti Aktor Studio beraksi dalam Forum Teater Realis bertajuk
Aktor dari Sakti Aktor Studio beraksi dalam Forum Teater Realis bertajuk "Bang Bang You're Dead" di Teater Salihara, Jakarta.(ANTARA)
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lihatlah, ini bukan permainan perang dalam perangkat komputer. "Kau hanya butuh memencet tombol restart dan kau bisa mengulanginya dari awal." Sekali lagi bukan itu. Tentu Joshua menyadari hal ini sepenuhnya.

Saat lima anak muda berteriak dan merutuki Josh, ia tak mungkin menghindarinya. Suara-suara berisik itu terus menerornya. Dalam wujud yang tampak nyata: wujud lima anak muda yang telah ditembak oleh senjata Josh pada satu waktu di sebuah kantin sekolah. Kelimanya terbunuh.

Kisah Josh disuguhkan Sakti Aktor Studio (SAS) di Teater Salihara, Pasar Minggu, pada Jumat dan Sabtu lalu. Mereka melakonkan naskah realis karya William Mastrosimone berjudul Bang Bang You're Dead.

"Ini sebuah drama terapi," kata sang sutradara, Eka D. Sitorus, seusai gladi bersih. Ya, Bang Bang You're Dead bercerita tentang kekerasan seorang anak muda karena merasa tertekan oleh lingkungannya. Dengan perasaan yang terimpit itulah, Joshua, yang diperankan sangat menarik oleh Wendy Arvida, nekat membunuh kelima temannya dengan pistol yang ia miliki.

Bagaimana naskah ini menjadi drama terapi? Eka mengatakan ada pesan yang bisa diperoleh ketika efek kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak muda mengakibatkan trauma mendalam. "Masa depan, karier, dan harapan mereka akan hilang. Trauma ini akan membuat tiap-tiap pelaku kekerasan menjadi tidak bisa berfungsi secara sosial," ujar Eka.

Eka tak melakukan tafsir lain untuk menggarap naskah yang ditulis Mastrosimone ini. Ia melakukannya sama persis dengan yang tertera dalam naskah. "Saya bertanya kepadanya melalui surat elektronik tentang pengadeganan yang sarat simbol," ujarnya. Dengan cara ini, Eka bisa menerapkan secara persis sesuai naskah aslinya. Kecuali, kata Eka, pada satu adegan yang memperlihatkan tuntutan kelima anak yang tewas itu untuk mengucapkan apa pun yang masih bisa mereka lakukan jika nyawa tak merenggutnya.

Pada bagian ini, Mastrosimone memberi ruang luas untuk para sutradara lain yang ingin memainkan naskahnya, tentu disesuaikan dengan wilayah dan kultur. Eka mengembangkan wilayah ini dengan dialog, "Aku enggak akan pernah bisa …" dan, "Sebetulnya aku masih kangen dengan …" Dialog ini berurutan diucapkan oleh kelima anak muda tersebut. Sayangnya, Eka membuat dialog pada bagian ini menjadi terlalu panjang.

Strategi pementasan yang sederhana sangat memungkinkan naskah ini dimainkan di mana pun. SAS telah memainkannya dalam 14 kali pertunjukan. Mastrosimone hanya memilih properti peti mati dalam lakon ini. Peti mati itu adalah wujud kematian. Selain itu, bisa digunakan sebagai pengganti kursi pengadilan saat adegan hakim memberi vonis pada Josh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang tak kalah menarik adalah penggunaan lampu senter. Lampu-lampu tersebut dimainkan masing-masing oleh anak-anak muda itu: Michael (Adi Putra), Kathie (Karina Salim), Matt (Brilliant Chakim), Jessie (Monica Chreesty), dan Jessi (Ayu Monalisa). Senter-senter sebagai penanda bahwa kelima korban tersebut akan terus berada dalam alam pikiran Josh yang sudah terganggu itu. "Sebuah titik terang yang membangunkan mimpi Joshua," ujar Eka.

Lampu senter ini juga bisa berubah fungsi layaknya senjata pistol. Eka berhasil membuat koreografi adu senjata di antara kelima anak muda itu dengan Josh yang mengesankan. Ini sungguh menarik.

Naskah yang ditulis pada 1999 itu adalah lakon yang dibuat berdasarkan kisah nyata di sekolah Amerika Serikat pada 1998. Saat itu, siswa SMU bernama Kip Kinkel membunuh orang tuanya dan 27 teman sekolahnya di Thurston High School, Springfield, Oregon. Bagi Kinkel, senjata adalah satu-satunya jalan untuk menunjukkan jati diri dan membuatnya dihormati di kalangan teman-temannya.

Pada Oktober 2002, tiga tahun setelah publikasi pertamanya pada 7 April 1999 di Thurston High School, naskah ini sudah dipentaskan lebih dari 15 ribu kali.

Perang adalah aktivitas yang digemari Josh. Seperti video game Bang-Bang You're Dead yang menjadi bagian hidupnya. Barangkali Josh lupa ini terjadi dalam kehidupan nyatanya. "Kau tak bisa memencet tombol restart dan kau tak lagi bisa mengulanginya dari awal."

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.