TEMPO Interaktif, Jakarta - Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha membantah pengangkatan Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal George Toisutta untuk kepentingan Partai Demokrat di 2014. Ia menilai tudingan itu tidak berdasar. "Pengangkatan Pramono Edhie telah dilakukan berdasarkan kelaziman di dalam tubuh TNI AD sendiri," kata Julian di Istana Presiden, Kamis 30 Juni 2011.
Sebelumnya, Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo resmi dilantik sebagai KSAD menggantikan Jenderal George Toisutta. Ia dilantik oleh kakak iparnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berdasar Keputusan Presiden No. 40 / TNI / Tahun 2011.
"Saya tidak akan menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dari siapa pun yang saya tahu mempunyai hal yang bersangkutan dengan jabatan saya," ujar Pramono mengucap sumpah jabatannya di Istana Negara, Kamis, 30 Juni 2011. "Saya akan setia pada Undang-Undang Dasar, dan menjunjung tinggi Sumpah Prajurit."
Mendampingi Yudhoyono, ada kakak kandung Pramono, Kristiani Herrawati, dan keponakannya, Edhie Baskoro Yudhoyono.
Julian mengungkapkan, Letnan jenderal TNI Pramono Edhie Prabowo dilantik sebagai KSAD yang baru mengikuti mekanisme yang benar. Ia menuturkan, sebelum pengangkatan ada rapat di Wanjakti yang merumuskan, mengusulkan, dan mengajukan nama calon paling tepat sebagai KSAD dan nama itu diusulkan ke Panglima TNI.
Selanjutnya, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono meneruskan hasil rapat Wanjakti ke Presiden. "Dan dari situ kita ketahui nama diusulkan adalah Letnan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo sebagai KSAD yang baru," katanya.
EKO ARI WIBOWO