TEMPO Interaktif, Bandung - Suryadharma Ali, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan terpilih mengakui, partai yang dipimpinnya memiliki kelemahan dalam menjaga suara dari konstituen. Kelemahan itulah yang ditengarai menjadi penyebab terus merosotnya perolehan suara partai berlambang Ka’bah itu dari pemilu ke pemilu.
“Konstituen PPP ini, kan, jelas. Namun, kelemahan PPP ini kurang merawat konstituen,” kata Suryadharma dalam konferensi pers di Hotel Panghegar, Bandung, Rabu 6 Juli 2011. “Untuk itu, strategi merawat (konstituen) harus dikembangkan.”
Apalagi, sebagai partai berbasis Islam, PPP selama ini dinilai belum dapat mengimplementasikan ajaran-ajaran agama Islam di tengah kehidupan masyarakat. “Partai yang tidak bisa mengakomodasi keinginan konstituennya akan ditinggal, semudah itu,” kata Suryadharma.
Sebagai gebrakan awal di masa kedua kepemimpinannya di PPP, Suryadharma mencanangkan program perekrutan 12 juta kader untuk bisa mendongkrak perolehan suara dan kursi partai pada pemilihan umum tahun 2014. Program 12 juta kader itu harus terbentuk dalam waktu tiga tahun. “Konstituen kita begitu besar. Kalau kita tidak merawatnya, maka orang lain yang akan merawatnya,” kata dia.
Bagi Suryadharma, program 12 juta kader bukanlah program utopis, melainkan masuk akal untuk diwujudkan. Ia yakin PPP mampu menghimpun kader sejumlah 12 juta karena sudah mempunyai basis massa yang jelas.
Basis massa PPP meliputi seluruh elemen masyarakat, mulai dari tingkat menengah hingga ke bawah. Sebagian besar di antaranya berada di desa-desa. Selain itu, PPP juga memiliki banyak tokoh, mulai tingkat desa hingga provinsi, yang tentunya diharapkan dapat menggalang lebih banyak pemilih.
Tak hanya itu, Suryadharma mengatakan PPP sebagai partai sudah memiliki infrastruktur yang komplit dan memiliki jumlah pengurus yang mencapai 100 ribu orang, mulai dari tingkat nasional hingga ke desa, serta tersebar di seluruh provinsi. “Partai ini tinggal menggerakkan saja apa yang sudah dimiliki,” kata dia. “Program 12 juta kader bukanlah program ketum saja, tapi juga pengurus wilayah dan cabang. Mereka menyatakan komitmen dan kesanggupannya, saya tinggal mengelola jumlah kader yang begitu besar ini.”
PPP mendapat suntikan energi yang sangat besar, yaitu kembalinya para ulama dan tokoh-tokoh pondok pesantren yang dulu meninggalkan PPP ke partai-partai baru. Ini energi besar yang bangkitkan, semangat luar biasa untuk menghadapi pemilu yang akan datang. PPP performa Islamnya moderat, toleran, antikekerasan dan antipaham-paham teroris. PPP akan bisa jadi benteng dari paham-paham radikal, terorisme, dan paham-paham menyimpang lainnya.
MAHARDIKA SATRIA HADI