TEMPO Interaktif, Jakarta - PT PLN (Persero) akan menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Gas (PLTGU) berkapasitas 4.500 megawatt. Proyek itu akan dibagi dalam tiga lokasi. Masing masing pembangkit akan memiliki kapasitas 1.500 megawatt (MWh).
Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Nasir Sebayang menyatakan lokasi PLTGU itu belum ditentukan. Namun yang pasti, pembangkit akan didekatkan dengan sumber gasnya. “Akan dibangun di Jawa,” katanya, Rabu 6 Juli 2011.
Nasir menyatakan bahwa pada pembangunan pembangkit ini, PLN akan melakukannya sendiri tanpa menggandeng mitra. "Investasinya untuk satu pembangkit sekitar US$ 2,3 miliar,” katanya.
Soal asal dana, Nasir enggan menyebutkan dari mana dana yang akan digunakan. PLTGU ini akan bisa menampung pasokan gas sekitar 750 juta kaki kubik per hari (mmcfd) dengan penyaluran menggunakan pipa.
PLN akan mulai membangun PLTGU ini pada 2014 dan diharapkan akan sudah selesai dan mulai beroperasi pada 2018 mendatang. PLN mengklaim pembangunan PLTGU ini akan dapat menghemat pengeluarannya.
Dari hitungannya, jika PLN menggunakan BBM untuk memproduksi listrik membutuhkan biaya US$ 26 per mmbtu, lebih mahal ketimbang memakai LNG US$ 13 per mmbtu. “Pakai gas paling murah, hanya US$ 7 mmbtu," ujarnya.
Pertumbuhan konsumsi listrik nasional memang diprediksi akan naik 8,46 persen per tahun, selama kurun 2011-2020. Pada 2020, jumlah pasokan listrik butuh tambahan hingga 51.482 MWh.
Rinciannya, 29.243 MWh akan diusahakan PLN dan 22.239 MWh akan ditawarkan kepada pengusaha listrik swasta. Dengan asumsi ini, maka tiap tahun harus ada penambahan suplai listrik sebesar 5.510 MWh.
NUR ROCHMI