TEMPO Interaktif, Cilegon - Antrean truk yang akan melakukan penyeberangan dari Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung, kembali memanjang hingga ke dalam tol Tangerang-Merak, tepatnya di kilometer 96.600 atau 8,5 kilometer dari Pelabuhan Merak.
Dari informasi yang dihimpun, ekor antrean truk mulai memanjang ke Gerbang tol Tangerang-Merak pada Rabu, 6 Juli 2011 sekitar pukul 20.00 WIB. Namun, hingga saat ini, antrean truk terus memanjang hingga ke dalam tol Tangerang-Merak, tepatnya di kilometer 96.600.
PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak berdalih penyebab antrean truk ini selalu akibat tiga faktor, yaitu minimnya armada kapal, meningkatnya volume kendaraan, bahkan setiap memasuki musim penghujan, antrean truk biasa terjadi akibat tingginya gelombang laut di Selat Sunda.
Kepala Biro Sekretaris Perusahaan PT ASDP Indonesia Ferry, Kristin Hutabarat, mengatakan upaya untuk menyelesaikan antrean truk di Merak hanya dengan cara memaksimalkan pengoperasian kapal di Pelabuhan Merak.
"Jika saat kondisi Pelabuhan Merak mengalami antrean, kapal yang dioperasikan oleh kami dimaksimalkan hingga 27 kapal dengan jumlah trip sebanyak 86 trip," ujar Kristin Hutabarat, Kamis, 7 Juli 2011.
Menurut Kristin, antrean truk saat ini disebabkan masih liburan sekolah. Pada liburan sekolah tahun ini, kendaraan pribadi dan bus yang melakukan penyeberangan mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
"Jumlah kendaraan pribadi yang melakukan penyeberangan saat ini meningkat sebesar 200 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk jumlah bus yang melakukan penyeberangan juga meningkat sebanyak 100 persen," katanya.
Tidak hanya kendaraan pribadi dan bus, Pelabuhan Merak yang menjadi salah satu penyeberangan Pulau Jawa dan Sumatera ini juga terus dipadati oleh truk yang akan melakukan pengiriman barang. "Jumlah truk yang melintas pada tahun 2011 ini juga terus meningkat sebanyak 50-60 persen jika dibandingkan tahun lalu," katanya.
Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Merak, Togar Napitupulu, mengatakan untuk bisa menyelesaikan masalah antrean kendaraan di Pelabuhan Merak secara permanen, pengguna jasa penyeberangan kapal harus mengubah pola penyeberangannya.
Para sopir yang biasa melakukan penyeberangan pada malam hari harus melakukan penyeberangan pada siang hari. "Coba kita lihat, dari jam empat pagi hingga jam enam sore, kendaraan yang akan menyeberang itu sangat sedikit. Namun, pada malam hari jumlahnya sangat banyak," kata Togar.
Menurutnya, jika terjadi penumpukan truk di Pelabuhan Merak, para pengusaha kapal tidak akan dirugikan. Bahkan para pengusaha kapal akan diuntungkan sebab setiap kapal yang beroperasi akan selalu penuh dengan penumpang. "Kalau terjadi penumpukan truk, kita yang diuntungkan," tegas Togar.
WASI'UL ULUM