TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejumlah pengamat perbankan memprediksi suku bunga acuan atau BI Rate akan tetap berada di angka 6,75 persen inflasi terkendali di level 5,5-6,5 persen. Pengamat perbankan Aviliani memperkirakan bank sentral tak menaikkan suku bunga acuan karena khawatir pengucuran kredit menurun.
Senior Ekonom dari Standard Chartered Fauzi Ichsan sependapat. Alasan mereka, pergerakan inflasi cukup stabil juga nilai tukar rupiah tetap kuat. “Tidak ada alasan bagi BI menaikkan BI Rate saat ini,” kata Fauzi saat dihubungi kemarin.
Kendati demikian, Fauzi memperkirakan BI Rate pada semester kedua tahun ini berpotensi naik 50 basis poin ke angka 7,25 persen. Ini terjadi karena inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga makanan.
Rencananya rapat tersebut akan diadakan pada Selasa besok. Biasanya BI akan menaikkan BI Rate apabila pergerakan inflasi diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, begitu juga sebaliknya.
Tapi Fauzi memperkirakan BI tak akan menurunkan suku bunga acuan. “Di dunia tidak pernah terjadi itu,” katanya. Sejak Februari 2011 lalu, BI Rate tetap bertahan di angka 6,75 persen.
Selasa pekan lalu, Gubernur BI Darmin Nasution memperkirakan inflasi semester dua 2011 akan naik yang terutama dipicu oleh harga makanan. “Karena musim kering akan datang,” katanya. Darmin mengatakan inflasi per 31 Juli 2011 secara year to date berada di angka 1,06 persen, sedangkan laju inflasi year on year 5,54 persen.
ANANDA BADUDU