TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertanian menganggarkan Rp 856 miliar dalam APBN-P untuk peningkatan produksi jagung dan kedelai. Langkah ini dilakukan mengingat data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik menyebutkan produksi menurun hingga 5,1 persen untuk jagung dan 9,6 persen untuk kedelai.
Produksi jagung dan kedelai dalam angka tetap 2010 yang dirilis BPS sebesar 18,33 juta ton dan 907,03 ribu ton. Jumlah tersebut turun dalam angka ramalan II-2011 BPS menjadi sebesar 17,39 juta ton untuk jagung, dan produksi kedelai turun menjadi 819,45 ribu ton.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan, penurunan produksi kedelai ini akibat harga kedelai turun, sehingga petani banyak beralih ke produksi tanaman jenis lain.
"Itu karena kompetisi penggunaan lahan untuk tanaman lain dan akibat iklim tidak menentu," kata Suswono dalam rapat kerja dengan Komisi IV di Gedung DPR, Jakarta, Senin 11 Juli 2011.
Peningkatan produksi jagung dan kedelai merupakan salah satu dari 3 prioritas anggaran yang disiapkan Kementerian Pertanian. Selain peningkatan produksi jagung dan kedelai, Kementerian juga memprioritaskan kegiatan pengembangan usaha pengolahan hasil di pedesaan dengan dana Rp 335,25 miliar, dan peningkatan produksi beras dengan dana Rp 526,26 miliar.
"Itu untuk peningkatan produksi beras dengan target produksi beras surplus 10 juta ton," ujarnya.
ROSALINA