TEMPO Interaktif, Tokyo - Ilmuwan Jepang belum lama ini menemukan bukti menarik tentang cara penyebaran sekaligus proses bertahan hidup siput atau bekicot.
"Kami terkejut 15 persen bekicot tidak mati meski telah dimakan burung," kata Shinichiro Wada, peneliti dari Tohoku University, dalam BBC, 11 Juli 2011.
Menurut Wada, bekicot bisa bertahan dalam usus burung yang menjadi predatornya. Artinya, sebagian kecil bekicot itu tidak dicerna pemangsanya.
Memang butuh penelitian lanjutan untuk mengetahui bagaimana bekicot bisa bertahan dalam pencernaan pemangsanya.
Tapi, penelitian ini cukup untuk membuktikan bahwa bekicot yang dikenal sebagai hewan lambat bisa menyebar dalam area yang luas meski terisolasi secara geografis seperti perairan. "Kami temukan bekicot kecil masih hidup di kotoran burung," katanya.
Wada melakukan penelitian ini di Kepulauan Bonin, Hahajima atau 1.000 kilometer sebelah Selatan Tokyo. Penelitian ini dilakukan lantaran ada keseragaman bekicot yang berkembang di Jepang dengan di Kepulauan Hawaii.
RUDY