TEMPO Interaktif, YOGYAKARTA- Universitas Gadjah Mada memutuskan mengkonversi 700 rekening yang mereka miliki dengan nama lembaga. Dengan cara ini, menurut Direktur Keuangan UGM Haryono, dipastikan tidak akan ada rekening liar di kampus mereka.
“Kami jamin tidak ada rekening liar di UGM dengan konversi yang tengah kami lakukan,” kata Haryono kepada Tempo, Kamis 14 Juli 2011.
Konversi yang dimaksud Haryono adalah mengganti nama pejabat dalam rekening bank itu menjadi nama lembaga. Semula, kata Haryono, rekening untuk kepentingan lembaga itu diatasnamakan pejabat yang tengah menjabat.
“Sekarang dikonversi semua menjadi nama lembaga” kata Haryono lagi. “Dengan kode 888 UGM-Rektor-direktur keuangan atau nama lembaga fakultas, itulah rekening resmi UGM,”
Penertiban rekening ini, kata Haryono, dilakukan UGM bekerja sama dengan sejumlah bank yang mendukung transparansi. Sayangnya, Haryono tak hafal jumlah rekening yang sudah dikonversi tersebut. “Prosesnya sedang berlangsung” ujarnya. “Yang jelas 700 nama rekening UGM itu akan menjadi nama lembaga,”
Menurut Haryono, belakangan pejabat di UGM sebenarnya keberatan nama mereka menjadi pemilik uang rekening, sementara dana itu bukan milik mereka pribadi. “Ini kaitannya dengan pajak yang merugikan, karena uang itu kan bukan milik mereka,” katanya.
Banyaknya rekening di UGM itu bisa dimaklumi. Soalnya, UGM merupakan institusi pendidikan yang anggaran rutin tahunannya melebihi APBD Provinsi DIY yang hanya Rp 1,3 triliun. Kepala Humas dan Protokol UGM Suryo Baskoro menyampaikan Rencana Anggaran tahunan UGM tahun 2011 sebesar Rp 1,7 triliun.
BERNADA RURIT