TEMPO Interaktif, Jakarta - Posisi Jakarta sebagai ibu kota negara dan 2 provinsi penyangga, Jawa Barat dan Banten, mempunyai porsi yang besar dalam pembentukan inflasi nasional. “Jakarta menyumbang 22,5 persen dari indeks harga konsumen nasional,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono dalam penandatanganan kerja sama Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah, di Hotel Santika Bogor, Jawa Barat, Kamis 14 Juli 2011.
Porsi pembentuk inflasi nasional itu akan membesar apabila memasukkan Jawa Barat dan Banten. Bobot inflasi di ketiga provinsi itu menyumbang 47 persen dari indeks harga konsumen nasional. “Karena itu perannya cukup besar dalam mempengaruhi tingkat inflasi nasional,” kata Hartadi.
Tiga provinsi ini juga mempunyai posisi yang strategis dalam kegiatan produksi barang dan jasa karena memiliki interlinkage yang cukup kuat dengan provinsi lain di sekitarnya. Dengan dukungan infrastruktur, lokasi yang strategis dan perannya dalam distribusi untuk kegiatan produksi di daerah lain, membuat pergerakan ekonomi di ketiga provinsi ini akan mempengaruhi kegiatan ekonomi di wilayah lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hartadi mengatakan, interaksi di ketiga provinsi ini cukup erat dan aktif. Jakarta sebagai daerah konsumen dan Jawa Barat dan Banten sebagai daerah pemasok bagi Jakarta. Hubungan ini dapat menjadi pembentuk harga yang lebih efisien.
Namun, di sisi lain, hubungan yang erat tersebut justru bisa rentan terhadap pembentukan harga, apabila salah satu provinsi pemasok barang dan jasa mengalami gangguan produksi dan distribusi. “Ini akan mempengaruhi indeks harga konsumen secara nasional,” katanya.
Deputi Bidang Ekonomi Makro Menteri Koordinator Perekonomian Erlangga Mantik mengatakan, jika pemerintah mampu menekan inflasi di 3 provinsi tersebut, 50 persen dari tingkat inflasi bisa ditekan.
IQBAL MUHTAROM