TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia memproyeksikan apabila tidak ada kenaikan harga BBM ataupun pembatasan penggunaan BBM, laju inflasi pada tahun ini bisa ditekan menjadi 4,9 persen.
"Saya kira itu cukup realistis kalau tidak ada kenaikan harga BBM," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono usai pembukaan rapat koordinasi wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten di Hotel Santika Bogor, Jawa Barat, Kamis 14 Juli 2011.
Laju inflasi selama semester pertama year to date sampai dengan Juni lalu sebesar 1,1 persen. Dengan asumsi paling kasar inflasi selama semester kedua 4 kali lebih tinggi, maka target inflasi di bawah 5 persen itu dinilai realistis.
Yang kemudian harus diperhatikan adalah rencana kenaikan harga BBM ataupun pembatasan penggunaan BBM. Bank Indonesia sudah memperhitungkan pembatasan BBM di Jawa dan Bali menambah inflasi 0,7 persen. Dengan demikian, secara keseluruhan inflasi akan sebesar 5,7 persen.
Bila yang dipilih kenaikan harga BBM Rp 500 per liter, hal itu akan menambah inflasi 1,2 persen, sehingga inflasi menjadi 6,2 persen. "Kalau naiknya Rp 1.000 per liter mungkin tambahannya antara 2-2,5 persen," kata Hartadi lagi.
Tentang dampak ikutan dari kenaikan harga BBM tersebut, menurut Hartadi, amat bergantung pada kapan kenaikan itu dilakukan. "Itu tergantung pada timing-nya. Kalau dilakukan di bulan Desember, dampaknya akan ke tahun 2012," katanya.
IQBAL MUHTAROM