TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Kota Semarang menggelar ritual dugdheran menyambut Ramadan, 20-30 Juli 2011. "Kami sudah berkoordinasi dengan Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar Johar dan Pasar Yaik untuk menyukseskan acara ini," ujar Kepala Bidang Pedagang Kaki Lima Dinas Pasar Kota Semarang, Anton Siswartono, Kamis, 14 Juli 2011.
Dugdheran adalah tradisi menyambut bulan puasa. Kata dugdheran diambil dari suara beduk di Masjid Agung Semarang Kauman yang dipukul bertalu-talu pada sore hari menjelang Ramadan. Pemukulan beduk itu sebagai tanda dimulainya ibadah puasa esok hari.
Kini, dugdheran diisi dengan pasar malam selama beberapa hari. Puncaknya adalah pawai warak ngendhog sehari sebelum puasa. Pasar malam akan dipusatkan di sekitar Masjid Agung Semarang Kauman, kompleks Pasar Johar, Pasar Yaik, dan ujung Jalan Pemuda.
Penyelenggaraan acara itu di Masjid Agung Semarang Kauman berarti mengembalikan perayaan tradisi ini pada sejarah awal. Sebelumnya, dugdheran pernah dipindahkan di kawasan Kota Lama dan Masjid Agung Jawa Tengah di Jalan Gajah.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Yaik Semarang, Mudatsir, mengaku siap menyukseskan acara tahun ini. "Dengan dikembalikan lagi ke sekitar Masjid Agung Kauman diharapkan pedagang Yaik dan Johar juga akan menerima dampak positifnya," ujarnya. Pengunjung diharapkan akan datang ke Kauman sekaligus belanja ke Pasar Johar dan Yaik.
SOHIRIN