TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai keberadaan organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU) sangat penting dan bersejarah bagi Negara Kesatuan RI. "Harus diakui oleh siapa pun bahwa NU menjadi salah satu pilar sosilogis dan politis untuk kelangsungan NKRI," kata Mahfud di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad, 17 Juli 2011.
Mahfud termasuk satu dari puluhan pejabat yang diundang dalam acara peringatan Hari Kelahiran Nahdlatul Ulama yang jatuh hari ini. Acara yang digagas Pengurus Besar NU ini dihadiri oleh 200 ribu Nahdliyin dari seluruh penjuru Tanah Air.
Menurut Mahfud, Indonesia adalah negara yang dibangun atas dasar mayoritas masyarakat muslim yang sebenarnya bisa menuntut apa saja secara politis. Namun, NU memilih jalan moderat dalam perjuangannya. NU tak ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. "Sehingga soko guru yang dibangun secara sosiologis dan politis Islam itu lalu menjadi milik bersama dan memiliki bersama, juga terhadap kelompok-kelompok lain di Indonesia," kata Mahfud.
Akan lain ceritanya sejarah bangsa jika NU memilih jalan lain, misalnya tidak memilih jalan moderat dalam perjuangannya. "Tidak berpikir NKRI itu akan menghadapi masalah besar sebagai bangsa," kata Mahfud. "Tapi, selama ini NU selalu ikut menjaga NKRI."
Karena itu, Mahfud mengatakan kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan dalam acara peringatan Hari Kelahiran NU sebagai sikap yang tepat. "Saya kira dalam rangka hari lahir NU ini kita semua berkepentingan. Sama juga kalau suatu saat Muhammadiyah ada muktamar, harus dilihat sebagai salah satu soko guru juga," kata Mahfud.
MAHARDIKA SATRIA HADI